9.325 warga Kabupaten Karo masih mengungsi
19 November 2015 14:21 WIB
Ilustrasi--Pengungsi Erupsi Sinabung Seorang anak pengungsi erupsi Gunung Sinabung bermain di dalam tenda milik BNPB, di lokasi pengungsian Kabanjahe, Karo, Sumatera Utara, Senin (28/9). (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Kabanjahe, Sumut (ANTARA News) - Satuan tugas penanganan erupsi Gunung Sinabung mencatat 9.325 warga Kabupaten Karo masih berada dalam pengungsian yang ditampung di sembilan lokasi.
Dari data yang didapatkan di posko PMI di Kabanjahe, Kamis, yang diketahui Dandim 0205/Karo selaku komandan tanggap darurat, pengungsi tersebut berasal dari sembilan desa yang masuk kategori rawan.
Ke-9 desa itu adalah Desa Tiga Pancur, Desa Sukanalu, Desa Pintu Besi, Desa Sigarang-garang, Desa jereya, Desa Kuta Rakyat, Desa Kuta Gugung, Desa Mardinding, dan Desa Kuta Tengah.
Adapun lokasi pengungsian adalah Paroki Katolik kabanjahe 997 orang, gedung serba guna KNPI Karo 1.194 orang, GBKP Ndokum Siroga 274 orang, dan gedung serba guna GBKP Kabanjahe 1.519 orang.
Kemudian, Gedung Jeruk Surbakti 671 orang, BPPT Jambur Tongkoh 2.176 orang, Jambur Kopi 1.041 orang, Gudang Konco 934 orang, dan GPdI Ndokum Siroga. 519 orang.
Dari jumlah 9.325 pengungsi itu, terdapat sejumlah pengungsi yang dikategorikan kelompok rentan yang terdiri dari 538 lansia, 70 ibu hamil, 778 balita, dan 194 bayi.
Relawan di posko PMI di Kabanjahe Ilham Lahia mengatakan, pihaknya belum menemukan masalah berarti yang dialami ribuan pengungsi erupsi tersebut.
Selain melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, pengungsi-pengungsi tersebut terus menerima bantuan makanan dari Pemkab Karo.
"Kalau untuk bahan makanan, kategori tercukupi," ucapnya.
Proses pengungsian masih dilakukan karena Gunung Sinabung terus mengalami erupsi yang mengeluarkan berbagai material yang membahayakan keselamatan manusia.
"Erupsi terakhir pada Selasa (17/11). Cukup besar sampai terjadi sebanyak 11 kali," kata Ilham.
Dari data yang didapatkan di posko PMI di Kabanjahe, Kamis, yang diketahui Dandim 0205/Karo selaku komandan tanggap darurat, pengungsi tersebut berasal dari sembilan desa yang masuk kategori rawan.
Ke-9 desa itu adalah Desa Tiga Pancur, Desa Sukanalu, Desa Pintu Besi, Desa Sigarang-garang, Desa jereya, Desa Kuta Rakyat, Desa Kuta Gugung, Desa Mardinding, dan Desa Kuta Tengah.
Adapun lokasi pengungsian adalah Paroki Katolik kabanjahe 997 orang, gedung serba guna KNPI Karo 1.194 orang, GBKP Ndokum Siroga 274 orang, dan gedung serba guna GBKP Kabanjahe 1.519 orang.
Kemudian, Gedung Jeruk Surbakti 671 orang, BPPT Jambur Tongkoh 2.176 orang, Jambur Kopi 1.041 orang, Gudang Konco 934 orang, dan GPdI Ndokum Siroga. 519 orang.
Dari jumlah 9.325 pengungsi itu, terdapat sejumlah pengungsi yang dikategorikan kelompok rentan yang terdiri dari 538 lansia, 70 ibu hamil, 778 balita, dan 194 bayi.
Relawan di posko PMI di Kabanjahe Ilham Lahia mengatakan, pihaknya belum menemukan masalah berarti yang dialami ribuan pengungsi erupsi tersebut.
Selain melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, pengungsi-pengungsi tersebut terus menerima bantuan makanan dari Pemkab Karo.
"Kalau untuk bahan makanan, kategori tercukupi," ucapnya.
Proses pengungsian masih dilakukan karena Gunung Sinabung terus mengalami erupsi yang mengeluarkan berbagai material yang membahayakan keselamatan manusia.
"Erupsi terakhir pada Selasa (17/11). Cukup besar sampai terjadi sebanyak 11 kali," kata Ilham.
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: