Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan kepemimpinan baru yang berkarakter harus dibangun sejak dini mulai dari lingkungan keluarga dan sekolah.

"Tantangan di setiap jaman selalu berubah karena semakin dinamis dan kompleks. Tantangan-tantangan itu harus dijawab dengan kepemimpinan baru yang berkarakter," kata Presiden Jokowi di Jakarta, Rabu.

Saat membuka acara Kawah Kepemimpinan Pelajar (KKP) di halaman Istana Merdeka Jakarta, Presiden mengatakan Sejarah mencatat, Indonesia memiliki banyak pemimpin yang hebat seperti Bung Karno, Bung Hatta, KH. Hasyim Ashari, Ki Hadjar Dewantara, dan banyak lagi.

Menurut Presiden, mereka menjadi pemimpin yang hebat karena ditempa tantangan dan rintangan serta diuji oleh berbagai persoalan dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

"Dengan ketekunan dan kerja keras serta sikap optimis dan keberanian, mereka menjadi pemimpin bangsa yang dihormati dan dicintai," kata Presiden.

Presiden berpesan untuk meneladani kepemimpinan para pemimpin bangsa tersebut sebab mereka adalah pemimpin yang kaya budi pekerti, mau melayani rakyat, dan bersedia menjadi sandaran hidup bagi rakyat. "Mereka adalah pemimpin yang mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan bangsa," kata Presiden.

Dengan kegiatan Kawah Kepemimpinan itu Presiden berharap para peserta dapat terus berkembang menjadi pribadi yang berbudi pekerti. "Jangan justru pulang jadi pemimpin tawuran, pemimpin pemakai narkoba, atau pemimpin preman. Jadilah tauladan bagi lingkungan, yang menginspirasi serta menggerakkan untuk berbuat sesuatu yang lebih baik bagi masyarakat," pesan Presiden.

Pada bagian akhir acara, Presiden sempat memanggil beberapa anak dan berbincang sejenak. Setelah itu dilakukan foto bersama peserta dengan Presiden.

Pembukaan KKP 2015 diikuti 1176 pelajar SMP, SMA dan SMK dari seluruh Indonesia di Istana Negara Jakarta. Mereka adalah pengurus OSIS SMP sebanyak 514 orang, SMA 306 orang, dan SMK 306 orang. Selain itu siswa Papua dan Papua Barat dari Progam Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) pada enam provinsi sebanyak 50 orang.