Jakarta (ANTARA News) - Atlet wushu putra Indonesia Yosef Fau Neonnub mengaku tertantang menekuni olah raga wushu.

"Saya tidak suka olah raga yang diam, lebih banyak diam, saya lebih suka olah raga yang banyak bergerak dan menantang," kata pria berusia 30 tahun ini kepada Antara pada Kejuaraan Dunia Wushu ke-13, Jakarta, Rabu.

Menurut dia kategori sanda (tarung) wushu lebih kompleks dibandingkan dengan bela diri lainnya.

"Sanda di wushu lebih kompleks, ada pukul, tendang, banting, dan penuh dengan kontak tubuh, berbeda dengan bela diri lain seperti taekwondo yang cenderung menggunakan kaki atau karate yang tidak terlalu banyak body contact"," kata dia.

Pria yang juga pengajar wushu ini telah menekuni olah raga asli negeri tirai bambu itu untuk kategori sanda (tarung) sejak 2003, dan baru pada 2015 mengikuti kejuaraan dunia.

"Ini adalah kejuaraan dunia saya yang pertama dan terakhir, saya harap saya dapat meraih emas," kata dia.

Yosef akan pensiun setelah mengikuti Pekan Olahraga Nasional 2016 di Jawa Barat dan setelaj itu akan berwiraswasta sambil tetap mengajar wushu.

Pada kejuaraan dunia ini, Yosef maju ke final untuk berhadapan dengan Tiongkok.

Dia optimistis dapat bermain sebaik mungkin pada final sore hari.

Indonesia berada pada posisi kedua dengan enam emas, satu perak dan lima perunggu.