Laga Inggris vs Prancis, bersatulah melawan aksi terorisme
17 November 2015 15:44 WIB
Seorang bocah perempuan meletakkan lilin sebagai penghormatan kepada korban serangan di Paris di depan Kedutaan Paris di Warsawa, Polandia, Minggu (15/11). Tulisan pada kartu adalah '13.11.2015 Paris. (REUTERS/Kacper Pempel/djo/15)
London (ANTARA News) - Timnas Inggris menjamu Prancis dalam laga persahabatan yang digelar pada Selasa waktu setempat di Wembley Stadium, menyusul aksi penyerangan kelompok teroris di Paris, Prancis pada Jumat (13/11).
Laga Inggris melawan Prancis merupakan momentum untuk bersatu melawan aksi terorisme, karena sepak bola mengajar persaudaraan dan persahabatan bagi seluruh warganegara dunia.
Sejumlah media Prancis menurunkan berita yang menulis bahwa laga persahabatan di Wembley Stadium merupakan saat yang tepat bagi seluruh dunia untuk bergandengan tangan bersatu melawan aksi terorisme, sebagaimana dikutip dari laman Independent.
Pengamat sepak bola harian olah raga Prancis, L'Equipe, Vincent Duluc menulis, "Tampil bermain di Wembley dalam dukacita mendalam merupakan wujud dari keteguhan sikap agar seluruh negeri dan seluruh dunia bersatu."
"Pertandingan ini mengirim warta mengenai sikap tidak menyerah terhadap segala bentuk teror yang menebar kebencian dan kematian. Hanya dalam pertandingan sepak bola, segala tekad untuk bersatu dapat terwujud."
Duluc menunjuk bahwa sepak bola menjadi target dari aksi terorisme. Tiga teroris meledakkan diri di luar Stade de France dalam pertandingan persahabatan Jerman melawan Prancis pada Jumat (13/11).
"Sepak bola, timnas Prancis dan Stade de France telah menjadi target dari aksi terorisme," katanya. "Minum di teras bersama teman-teman, pergi menyaksikan dan menikmati pertunjukan konser, menyaksikan pertandingan sepak bola: yang semula menjadi cara untuk menikmati hidup kini justru menjadi target sasaran dari aksi terorisme. Hidup harus dipertahankan dan diperjuangkan, untuk mencintai musik, bermain dan menyaksikan laga sepak bola."
Jerome Bergot mengutarakan kesan yang tidak berbeda dalam Quest France. "Hidup harus terus berlangsung meski berhadapan dengan ancaman kekerasan," tulisnya.
"Nyata bagi seluruh profesi, bagi seluruh lapisan masyarakat, bahwa sepak bola senantiasa menjadi tempat orang bertemu dan bersatu. Seluruh anggota masyarakat, para pemain, dan para pendukung, apapun agama mereka atau kelas sosial mereka, semua bersatu atas nama kemanusiaan. Tidak bermain dalam pertandingan ini juga merupakan tragedi di atas tragedi."
Maxime Dupuis, menulis dalam laman berbahasa Prancis Eurosport, "Inggris dan Prancis akan bertanding lebih merupakan sebuah laga sepak bola di Wembley pada Selasa. Pertandingan itu memaknai perlawanan terhadap aksi barbar."
Laga Inggris melawan Prancis merupakan momentum untuk bersatu melawan aksi terorisme, karena sepak bola mengajar persaudaraan dan persahabatan bagi seluruh warganegara dunia.
Sejumlah media Prancis menurunkan berita yang menulis bahwa laga persahabatan di Wembley Stadium merupakan saat yang tepat bagi seluruh dunia untuk bergandengan tangan bersatu melawan aksi terorisme, sebagaimana dikutip dari laman Independent.
Pengamat sepak bola harian olah raga Prancis, L'Equipe, Vincent Duluc menulis, "Tampil bermain di Wembley dalam dukacita mendalam merupakan wujud dari keteguhan sikap agar seluruh negeri dan seluruh dunia bersatu."
"Pertandingan ini mengirim warta mengenai sikap tidak menyerah terhadap segala bentuk teror yang menebar kebencian dan kematian. Hanya dalam pertandingan sepak bola, segala tekad untuk bersatu dapat terwujud."
Duluc menunjuk bahwa sepak bola menjadi target dari aksi terorisme. Tiga teroris meledakkan diri di luar Stade de France dalam pertandingan persahabatan Jerman melawan Prancis pada Jumat (13/11).
"Sepak bola, timnas Prancis dan Stade de France telah menjadi target dari aksi terorisme," katanya. "Minum di teras bersama teman-teman, pergi menyaksikan dan menikmati pertunjukan konser, menyaksikan pertandingan sepak bola: yang semula menjadi cara untuk menikmati hidup kini justru menjadi target sasaran dari aksi terorisme. Hidup harus dipertahankan dan diperjuangkan, untuk mencintai musik, bermain dan menyaksikan laga sepak bola."
Jerome Bergot mengutarakan kesan yang tidak berbeda dalam Quest France. "Hidup harus terus berlangsung meski berhadapan dengan ancaman kekerasan," tulisnya.
"Nyata bagi seluruh profesi, bagi seluruh lapisan masyarakat, bahwa sepak bola senantiasa menjadi tempat orang bertemu dan bersatu. Seluruh anggota masyarakat, para pemain, dan para pendukung, apapun agama mereka atau kelas sosial mereka, semua bersatu atas nama kemanusiaan. Tidak bermain dalam pertandingan ini juga merupakan tragedi di atas tragedi."
Maxime Dupuis, menulis dalam laman berbahasa Prancis Eurosport, "Inggris dan Prancis akan bertanding lebih merupakan sebuah laga sepak bola di Wembley pada Selasa. Pertandingan itu memaknai perlawanan terhadap aksi barbar."
Penerjemah: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: