Lokasi tenggelamnya kapal dipasangi empat tanda bahaya
17 November 2015 14:04 WIB
Petugas berperahu motor mencari korban KM Wihan Sejahtera yang tenggelam di perairan dekat Dermaga Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Senin (16/11). Kepolisian Daerah Jawa Timur menurunkan tim untuk membantu korban, melakukan evakuasi, dan melakukan pendataan korban KM Wihan Sejahtera yang tenggelam di depan Dermaga Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Surabaya (ANTARA News) - Tim Survei Distrik Navigasi Kelas I Surabaya memasang empat tanda bahaya di lokasi tenggelamnya Kapal Motor (KM) Wihan Sejahtera di sekitar Dermaga Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Selasa.
Kepala Distrik Navigasi Kelas I Surabaya, Nyoman Sukayatdnja mengatakan empat tanda berwarna oranye itu diikatkan ke tubuh dan sisi kapal untuk mengingatkan adanya tanda bahaya baru di alur perairan setempat.
"Siang ini kita pasang empat tanda bahaya baru untuk antisipasi alur dan memberitahu adanya lokasi tenggelamnya kapal," ucap Nyoman di Tanjung Perak, Surabaya.
Ia mengatakan, sesuai pantauan atau monitoring terakhir posisi kapal mengalami pergerakkan 100 meter ke arah Dermaga Teluk Lamong, Surabaya, dan akan didorong keluar dari tanda atau wilayah Buoy 22.
Perlunya dorongan itu, kata Nyoman, karena adanya bangkai kapal lain yang sebelumnya juga tenggelam di lokasi setempat, yakni Kapal Motor Tanto Hari.
Nyoman menjelaskan, adanya pergerakkan itu membuat perlunya pengaturan alur laut untuk menghindari bangkai kapal.
"Jadi alur dipindah di sebelah kanan, dan akan dibuat alur alternatif atau kita buat solusi, dan proses bagaimana atau seperti apa, akan kita mapelkan atau rapatkan dulu," katanya.
Rencananya, kata Nyoman, juga akan dilakukan penyelaman untuk mengetahui lokasi pasti alur alternatif, sehingga bisa ditentukan posisi alurnya.
"Rencananya yang akan melakukan penyelaman adalah tim dari anggota KPLP Pangkalan Armada, dan saat ini arus di bawah laut masih 0,6 mil per jam, sehingga menunggu 0,2 mil per jam sebagai posisi aman penyelaman," katanya.
Kepala Distrik Navigasi Kelas I Surabaya, Nyoman Sukayatdnja mengatakan empat tanda berwarna oranye itu diikatkan ke tubuh dan sisi kapal untuk mengingatkan adanya tanda bahaya baru di alur perairan setempat.
"Siang ini kita pasang empat tanda bahaya baru untuk antisipasi alur dan memberitahu adanya lokasi tenggelamnya kapal," ucap Nyoman di Tanjung Perak, Surabaya.
Ia mengatakan, sesuai pantauan atau monitoring terakhir posisi kapal mengalami pergerakkan 100 meter ke arah Dermaga Teluk Lamong, Surabaya, dan akan didorong keluar dari tanda atau wilayah Buoy 22.
Perlunya dorongan itu, kata Nyoman, karena adanya bangkai kapal lain yang sebelumnya juga tenggelam di lokasi setempat, yakni Kapal Motor Tanto Hari.
Nyoman menjelaskan, adanya pergerakkan itu membuat perlunya pengaturan alur laut untuk menghindari bangkai kapal.
"Jadi alur dipindah di sebelah kanan, dan akan dibuat alur alternatif atau kita buat solusi, dan proses bagaimana atau seperti apa, akan kita mapelkan atau rapatkan dulu," katanya.
Rencananya, kata Nyoman, juga akan dilakukan penyelaman untuk mengetahui lokasi pasti alur alternatif, sehingga bisa ditentukan posisi alurnya.
"Rencananya yang akan melakukan penyelaman adalah tim dari anggota KPLP Pangkalan Armada, dan saat ini arus di bawah laut masih 0,6 mil per jam, sehingga menunggu 0,2 mil per jam sebagai posisi aman penyelaman," katanya.
Pewarta: Abdul Malik Ibrahim
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: