Hollande: Prancis akan tingkatkan pengeboman terhadap ISIS
17 November 2015 00:13 WIB
Presiden Perancis Francois Hollande (kiri) menyambut Nicolas Sarkozy, mantan presiden dan ketua partai politik Les Republicans saat ini, sebelum pertemuan di Istana Elysee di Paris, Perancis, Minggu (15/11). Presiden Hollande bertemu sejumlah pemimpin partai hari ini setelah serangkaian serangan fatal di Paris pada Jumat lalu. (REUTERS/Philippe Wojazer )
Versailles, Prancis (ANTARA News) - Presiden Francois Hollande mengatakan, Senin, Prancis akan meningkatkan pengeboman terhadap kelompok Negara Islam (ISIS) di Suriah setelah terjadinya serangan yang ia sebut dengan "aksi perang".
Hollande mengatakan, dalam sidang luar biasa parlemen, bahwa ia akan melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari-hari mendatang. Ia juga telah meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk bersidang guna membicarakan upaya memerangi para pejihad IS.
Hollande mengatakan serangan-serangan, yang dialami ibu kota negara Prancis dan hingga menewaskan 129 orang, itu merupakan "aksi perang.
Rangkaian serangan maut pada Jumat malam tersebut terjadi di berbagai tempat, yaitu bar, restoran, gedung konser dan stadion nasional.
"Serangan dirancang di Suriah, dipersiapkan dan diatur di Belgia dan dilancarkan di wilayah kita," ujarnya.
Sebagai reaksi, Prancis akan "meningkatkan" operasinya di Suriah, kata Hollande, satu hari setelah jet-jet Prancis menggempur target-target ISIS di benteng kelompok tersebut di Suriah, Raqqa. Serangan itu merupakan tindakan militer pertama yang diambil Prancis setelah terjadinya pembantaian massal di Paris.
"Kita akan terus melakukan serangan pada pekan-pekan mendatang," kata Hollande di depan para anggota parlemen.
Dalam memerangi para pegaris keras, Hollande mengatakan ia ingin ada peningkatan bantuan dari dunia internasional.
"Dalam beberapa hari mendatang, saya akan bertemu dengan Presiden AS Obama dan Presiden Putin," ungkapnya.
Ada pun menyangkut langkah-langkah yang akan diterapkan di dalam Prancis sendiri, kata Hollande, ia akan meminta parlemen agar mempertimbangkan perpanjangan masa keadaan darurat selama tiga bulan, demikian AFP.
(Uu.T008)
Hollande mengatakan, dalam sidang luar biasa parlemen, bahwa ia akan melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari-hari mendatang. Ia juga telah meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk bersidang guna membicarakan upaya memerangi para pejihad IS.
Hollande mengatakan serangan-serangan, yang dialami ibu kota negara Prancis dan hingga menewaskan 129 orang, itu merupakan "aksi perang.
Rangkaian serangan maut pada Jumat malam tersebut terjadi di berbagai tempat, yaitu bar, restoran, gedung konser dan stadion nasional.
"Serangan dirancang di Suriah, dipersiapkan dan diatur di Belgia dan dilancarkan di wilayah kita," ujarnya.
Sebagai reaksi, Prancis akan "meningkatkan" operasinya di Suriah, kata Hollande, satu hari setelah jet-jet Prancis menggempur target-target ISIS di benteng kelompok tersebut di Suriah, Raqqa. Serangan itu merupakan tindakan militer pertama yang diambil Prancis setelah terjadinya pembantaian massal di Paris.
"Kita akan terus melakukan serangan pada pekan-pekan mendatang," kata Hollande di depan para anggota parlemen.
Dalam memerangi para pegaris keras, Hollande mengatakan ia ingin ada peningkatan bantuan dari dunia internasional.
"Dalam beberapa hari mendatang, saya akan bertemu dengan Presiden AS Obama dan Presiden Putin," ungkapnya.
Ada pun menyangkut langkah-langkah yang akan diterapkan di dalam Prancis sendiri, kata Hollande, ia akan meminta parlemen agar mempertimbangkan perpanjangan masa keadaan darurat selama tiga bulan, demikian AFP.
(Uu.T008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: