Gunung Kidul (ANTARA News) - Masyarakat memperkirakan Kebun Buah Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan berbuah dan bisa dinikmati hasilnya 2,5 tahun lagi.

Ketua Kelompok Tani Kumpul Makaryo Hadi Purwanto di Gunung Kidul, Minggu, mengungkapkan, dari 18 hektare lokasi kebun buah, dua hektare ditanami kelengkeng dan 16 hektare lainnya ditanami durian.

"Usia tanaman sudah sekitar 2,5 tahun. Sebagian sudah ada yang berbuah tetapi memang belum boleh dipetik, harus dipotong karena tidak baik untuk tanaman nantinya," kata Hadi.

Hadi mengatakan, kondisi tanaman meski berada dimusim kemarau panjang tidak terpengaruh. Bahkan dia mengklaim 95 persen kondisi tanaman masih subur. Hal ini dikarenakan pemanfaatan air dari embung yang melimpah.

Saat musim kemarau, embung dimanfaatkan sebagai sumber air yang berada disekitar kampung tujuh, yang mampu menjaga voleme air embung diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pada bulan Februari 2013.

"Untuk yang sisi barat yang ada tulisan kebun buah itu memang tidak ditanami karena takut merusak embung," ungkapnya.

Ia mengatakan Kebun Buah Nglanggeran dikelola oleh Kelompok Tani Kumpul Makaryo yang terbagi menjadi empat kelompok pengelola dengan jumlah petani 17 orang. Setiap hari menjaga dan merawat ratusan tanaman tersebut.

"Petani dibagi empat zona barat, timur, utara dan selatan," katanya.

Hadi mengatakan embung yang berada dua kilometer dari Kecamatan Patuk, hingga saat ini masih diminati wisatawan. Setiap harinya rata-rata 500 orang yang mengunjungi embung, dan setiap akhir pekan bisa meningkat dua kali lipat.

Ia optimistis dengan ditambahnya fasilitas disekitar kebun buah bisa meningkatkan kunjungan wisatawan kedepannya dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.

"Pada Minggu bisa mencapai ribuan orang," katanya.