Paris (ANTARA News) - Lagu kebangsaan Prancis "La Marseillaise" menggelora di mana-mana dari Dublin sampai New York manakala landmark-landmark dunia dibalut warna-warna kebangsaan Prancis, merah-putih-biru.

Ribuan orang berduyun-duyun berpawai mengungkapkan solidaritas kepada Paris menyusul serangan teror yang menewaskan paling sedikit 129 orang itu.

Monumen-monumen dunia dari Gedung Opera Sydney di Australia sampai One World Trade Center di New York dihiasi bendera merah, putih dan biru Prancis, sedangkan simbol "Peace for Paris" yang dikombinasikan ikon kota itu Menara Eiffel beserta tanda perdamaian era 1960-an, menyebar luas di dunia maya.

Opera Metropolitan New York dipimpin penyanyi tenor bintang Placido Domingo berduka untuk para korban serangan terburuk ke Prancis itu dengan menggelar penampilan tak terjadwal dengan menyanyikan lagu kebangsaan Prancis.

Kebanyakan peserta demonstrasi 6.000 orang di ibu kota Irlandia Dublin disarungi bendera biru, putih, merah Prancis, sedangkan yang lainnya menyanyikan lagu kebangsaan.

London juga menghormati para korban di mana 2.000 orang berkumpul di Lapangan Trafalgar dalam malam yang dingin di tengah ibu kota Inggris itu di mana air mancur dan serambi besar Galeri Nasional di seberangnya bermandikan cahaya tiga warna bendera Prancis.

Sekitar 150 orang mengacungkan bendera dan spanduk tulisan tangan berbunyi "London bersatu bersama Paris" dan "Nous sommes Paris" (Kita semua Paris), seperti tagar "#JeSuisCharlie" yang menyebar luas di Internet setelah majalah satir Prancis Charlie Hebdo diserang Januari silam.

Di seluruh penjuru ibu kota Prancis, warga kota Paris meletakkan lilin di jendela rumah mereka demi mengenang yang meninggal dunia namun Menara Eiffel, simbol kota bermandi cahaya itu, justru dipeluk kegelapan dan tetap tutup sampai waktu yang belum ditentukan.

Karangan bunga, lilin dan pesan-pesan duka diletakkan di seluruh kedutaan besar Prancis di seluruh dunia.

"Montrealers (warga kota Montreal), kita semua orang Paris," kata Anie Samson, yang memimpin sekitar 1.000 orang di konsulat Montreal di Kanada.

Hening sejenak

Kampanye via Twitter menyeru pada penggemar sepak bola Inggris bersama dengan para pendukung Timnas Prancis menyanyikan lagu kebangsaan "La Marsellaise" sebelum kickoff laga persahabatan Selasa nanti.

Uni Eropa menyerukan hening satu menit Senin esok untuk mengenang para korban serangan teror itu, setelah ratusan orang hening sejenak di Madrid dan di luar balai kota Barcelona.

Presiden AS Barack Obama, mengutipkan motto nasional Prancis, bahwa "kita diingatkan oleh tragedi saat ini bahwa ikatan liberte (kebebasan), egalite (persamaan), fraternite (persaudaraan), bukan saja nilai-nilai rakyat Prancis, namun juga nilai kita".

Ratu Inggris Elizabeth II berkata bahwa dia dan suaminya Pangeran Philip sangat terguncang, sedangkan Perdana Menteri David Cameron menawarkan bantuan Inggris kepada Prancis.

Perdana Menteri India Narendra Modi menyebut serangan itu "menyengsarakan dan mengerikan", sedangkan Presiden Iran Hassan Rouhani mengutuk serangan itu sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan."

"Tragedi Paris mendorong kita semua untuk bersatu melawan ekstremisme," kata Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev.

Presiden Tiongkok berkata, "Pada masa yang tragis untuk rakyat Prancis ini, saya ingin mengutuk sekeras-kerasnya aksi barbar ini."

Sekjen NATO Jens Stoltenberg menekankan bahwa serangan teror ke Paris bukan perang dunia Islam melawan Barat.

"Ini perang antara para ekstremis dan kriminal melawan manusia yang meyakini nilai-nilai fundamental kebebasan dan menghormati hak asasi manusia," kata dia kepada AFP.

Sebaliknya Presiden Suriah Bashar al-Assad malah berkata kebijakan keliru Prancis telah turut menyebarluaskan terorisme.

"Prancis harus tahu kehidupan seperti apa yang kami jalani di Suriah," sambung dia, di tengah ditemukannya sebuah paspor Suriah di tempat kejadian perkara dari salah satu serangan teror itu.

Media sosial

Banjir solidaritas tumpah di media sosial di mana tagar #prayforparis dan #jesuisparis menyebar cepat di dunia maya.

Seorang pengguna, @emilymiddlemas_ , menulis, "Saya sungguh terguncang! Segala cinta dan doa saya untuk semua orang yang terkena oleh serangan mengerikan ini, kapan ini akan berakhir?"

Simbol "Peace for Paris", yang berkombinasi dengan Menara Eiffel dengan tanda perdamaian, menyebar luas di Internet.

Perancang dan seniman grafis Prancis berusia 32 tahun dan tinggal di London, Jean Jullien, berkata "mengingat skala kekerasannya, simbol perdamaian dan cinta itu penting sekali."

Di antara yang bereaksi

Paus Fransiskus: "Tak ada justifikasi agama atau manusia untuk serangan ini."

Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy mengumumkan, "Kita semua Prancis," seirama dengan dukungan Prancis kepada Amerika Serikat (Kita semua Amerika) setelah Serangan 11 September 2001.

Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengutuk "serangan barbar sebagai penghinaan tiada tara kepada semua nilai kemanusiaan dan morma perabadan".

Imam besar Masjid Al-Azhar di Kairo menyebut serangan teror itu tercela dan menyatakan "kini saatnya seluruh dunia menghadapi monster ini."

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu: "Israel berdiri bahu membahu dengan Presiden Prancis Francois Hollande dan rakyat Prancis dalam perang bersama kita melawan terorisme."