Jakarta (ANTARA News) - Pinjaman lunak (Soft Loan Agreement/SLA) dalam bentuk utang Rekening Dana Investasi (RDI) di 33 BUMN yang kini nilainya mencapai Rp50,65 triliun, berada dalam kategori IV atau macet total. Menteri Negara BUMN Sugiharto dalam Raker Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin, menyatakan telah menginvestarisasi dan merekonliasi data-data utang RDI dan SLA tersebut serta sedang menyiapkan langkah-langkah untuk menyelesaikannya. Mengenai jumlah outstanding utang RDI dan SLA itu, Sugiharto menyebutkan, jumlahnya terus meningkat karena beban bunga yang terus bertambah. "Jumlah outstanding pada akhir 2005 adalah Rp46,18 triliun, namun karena ada bunga yang dikapitalisasi maka pada akhir September 2006 menjadi Rp50,65 triliun," kata Sugiharto. Menurut dia, terhadap kelompok utang RDI dan SLA yang macet, pihaknya telah menyampaikan usulan penyelesaiannya kepada Departemen Keuangan. "Saat ini sedang disiapkan legal framework yang akan dijadikan payung hukum penyelesaiannya. Saat ini kerangka hukum yang dimaksud masih dalam proses penyelesaian di Depkeu," katanya. Penyelesaian RDI dan SLA, lanjut Sugiharto, merupakan masalah penting dalam rangka membenahi kinerja BUMN. "Adanya utang macet jika tidak segera diselesaikan akan terus membebani BUMN secara keseluruhan," katanya. Menurut dia, masalah utang RDI dan SLA adalah warisan masa lalu yang terus membebani BUMN saat ini. "Ini warisan masa lalu bahkan sebelum kami menjabat sebagai menteri. Angkanya membengkak terus," katanya. Regulasi mengenai perubahan rescheduling, penurunan bunga memang belum disempurnakan sehingga tidak ada flexibilitas dalam penyelesaiannya.(*)