Brussels (ANTARA News) - Pihak berwenang Belgia meningkatkan pemeriksaan di perbatasan wilayahnya, terutama dengan Prancis, setelah aksi teror yang menewaskan sedikit-dikitnya 120 orang di Paris, Prancis, Jumat (sabtu WIB).

"Pemeriksaan perbatasan yang diperkuat telah dibentuk di perbatasan akibat aksi tersebut, terutama dengan kerja sama erat dengan otoritas Prancis," demikian keterangan Pusat Evaluasi Ancaman Nasional Belgia (OCAM).

Aparat keamanan Belgia juga mendesak peningkatan kewaspadaan untuk acara besar di Belgia selama akhir pekan, tapi mengumumkan bahwa belum perlu untuk meningkatkan status siaga.

OCAM mengatakan tidak perlu untuk menaikkan status peringatan teror negara, dan menilai bahwa peristiwa di Paris tampaknya tidak memiliki "efek langsung" di Belgia.

Namun demikian, OCAM tetap menegaskan perlunya peningkatan kewaspadaan untuk acara besar, dan pihak berwenang Belgia mengikuti perkembangan situasi secara seksama.

"Sebagai tindakan pencegahan, maka diharapkan ada kesadaran tinggi dari layanan polisi untuk semua peristiwa besar yang direncanakan pada akhir pekan di Belgia serta untuk pertandingan sepak bola pada Selasa mendatang," catat OCAM.

Selain itu, OCAM mengumumkan, "Orang-orang yang menghadiri peristiwa besar diminta untuk tidak membawa koper atau tas untuk mempermudah proses peningkatan pemeriksaan yang akan dilakukan."

Perdana Menteri Belgia Charles Michel menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Prancis.

Politisi dari Partai Gerakan Reformasi (Mouvement Réformateur) itu mengunggah pernyataan di media sosialnya, "Belgia bersama Prancis."

Diwawancarai langsung oleh radio publik berbahasa Prancis RTBF, Michel mengatakan sebelumnya bahwa ia "muak dengan tragedi ini".

Sebuah pusat krisis dalam Kementerian Dalam Negeri Belgia diaktifkan Jumat malam dan dewan keamanan Belgia akan bertemu Sabtu, kata Michel.

"Kami harus memperkuat upaya kami melawan terorisme," ujar politisi berusia 39 tahun itu.

Rakyat Belgia juga telah mengalami serangan ekstrimis, termasuk pembunuhan empat orang di museum yahudi di pusat Brussels pada tahun 2014 oleh seorang pria bersenjata.

Pada Januari, pasukan keamanan menewaskan dua terduga pelaku teror di Verviers, Belgia timur, yang mereka mengklaim sedang merencanakan serangan segera terhadap polisi.
(Uu.G003)