Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Din Syamsuddin mengecam keras serangan bersenjata terhadap penduduk sipil di Paris Perancis yang menewaskan 153 orang.

"Apapun motifnya, baik agama, politik, maupun sosial tidak dapat dibenarkan. Tindakan yang menghilangkan nyawa orang lain, tidak dapat dibenarkan," kata Din Syamsuddin di sela kegiatan diskusi "Interfaith Dialogue for Peace and Coexistence: Crucial Elemenet to Achieve Sustainable Development Goals" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Sabtu.

Menurut Din Syamsuddin, dirinya sangat kaget mendengar berita adanya serangan bersenjata dan ledakan bom yang menewaskan penduduk sipil lebih dari 100 orang.

Din Syamsuddin menyatakan, tidak mau berspekulasi menduga-duga apa motif dibalik serangan bersenjata dan ledakan bom di Paris Perancis.

"Kita tunggu saja hasil investigasi dari Pemerintah Perancis," katanya.

Ketua Center for Dialogue and Cooperating among Sivilisations (CDCC) ini berharap tragedi di Paris ini jangan sampai mengganggu penyelenggaraan konferensi perubahan iklim, Conference of Parties (COP) 21 yang dijadwalkan diselenggarakan di Paris, Perancis, pada 30 Nopember hingga 11 Desember 2015.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, juga dijadwalkan akan menghadiri COP 21 di Paris.

Menurut Din, tragedi kemanusiaan di Paris ini harus menjadi perhatian umat di dunia untuk melawan tindakan kekerasan

Sebelumnya, dibertiakan terjadi serangan bersenjata di gedung konser Bataclan di Paris Perancis, Jumat (13/11), yang menewaskan lebih dari 100 orang.

Pada hari yang sama juga terjadi ledakan bom di dekat stadion Stade de France yang sedang menggelar pertandingan antara tim nasional Perancis melawan Jerman.

Dilaporkan, sejumlah orang tewas pada ledakan bom di sektar stadion tersebut.