Jakarta (ANTARA News) - Pengamat hubungan internasional Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah berpendapat Prancis perlu mengkaji ulang sistem peringatan dini mereka terkait serangan di Paris yang menewaskan ratusan orang.

"Aneh ya, bisa kebobolan," kata Rezasyah saat dihubungi Antara News di Jakarta, Sabtu (14/11).

Intelijen Prancis, lanjut dia, sudah sangat berpengalaman dan terintegrasi dengan NATO serta memiliki sistem peringatan dini yang berisifat independen.

Dengan peristiwa serangan tersebut, sistem berjalan dengan tidak optimal sehingga perlu membangun kewaspadaan yang tidak bergantung pada perangkat elektronik, misalnya human intelligent, kewaspadaan masyarakat.

Dosen di program studi Hubungan Internasional ini mencontohkan kegagalan pemantau elektronik pada kasus tewasnya Putri Diana pada 1997, saat itu, lanjut Rezasyah, CCTV tidak berfungsi dengan baik.

Ia berharap pemerintah Prancis melakukan kajian sistematis untuk mengusut pelaku penembakan dan akar masalahnya.

"Perlu penelitian mendalam jangan asal tuduh."

Ia juga menyarankan Prancis melakukan intropeksi karena terlibat beberapa aksi di Timur Tengah dan Afrika yang menyinggung masyarakat setempat.

Selain itu, Prancis juga perlu memantau pergerakan orang yang masuk maupun keluar Prancis.