Menperin: industri butuh bunga bank kompetitif
13 November 2015 21:52 WIB
Menteri Perindustrian Saleh Husin berfoto saat Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia di Yogyakarta, Jumat. (Sella Panduarsa Gareta)
Jakarta (ANTARA News) - Pelaku industri di Indonesia membutuhkan dukungan permodalan untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan produksi serta memperkuat daya saing, sehingga, bunga pinjaman perbankan seharusnya lebih kompetitif.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan hal itu pada rapat koordinasi pemerintah pusat, pemda dan Bank Indonesia di Yogyakarta, Jumat.
"Di saat kita harus bersaing secara terbuka dan prospek industri serta investasi berhasil dijaga, bunga bank belum mendukung pengembangan industri. Bank-bank kita masih belum ramah dengan rekan-rekan industri," ujar Saleh melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, bunga bank di Indonesia saat ini masih lebih tinggi dibandingkan di negera lain, di mana bunga bank yang tinggi juga merupakan beban keuangan tersendiri.
"Hal ini tentu turut menggerus daya saing dan mempengaruhi harga jual. Jika bunga diturunkan, cost-nya akan turun. Ini bukan hanya untuk industri besar tapi juga berpengaruh bagi industri kecil dan menengah," kata Saleh.
Khusus untuk IKM, Pemerintah melalui Paket Kebijakan Ekonomi III yang memperluas pemberian kredit modal kerja.
Bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) diturunkan dari 22 persen pertahun menjadi 12 persen pertahun dan pada tahun depan menyusut menjadi 9 persen.
Selain itu, Saleh juga menyebutkan faktor pemacu pertumbuhan industri, yaitu ketersediaan energi dengan harga yang kompetitif, ketersediaan infrastruktur baik jalan, pelabuhan, dan listrik serta biaya logistik yang juga bersaing.
Turut hadir pada rapat koordinasi itu yaitu Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Ferry Mursidan Baldan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochamad Basuki Hadimuljono.
Selain itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo beserta Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, Deputi Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Arif Mahmud dan deputi lainnya.
Para kepala daerah juga hadir seperti Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko dan lain-lain. Turut hadir pula Deputi Kementerian BUMN dan para direksi BUMN.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan hal itu pada rapat koordinasi pemerintah pusat, pemda dan Bank Indonesia di Yogyakarta, Jumat.
"Di saat kita harus bersaing secara terbuka dan prospek industri serta investasi berhasil dijaga, bunga bank belum mendukung pengembangan industri. Bank-bank kita masih belum ramah dengan rekan-rekan industri," ujar Saleh melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, bunga bank di Indonesia saat ini masih lebih tinggi dibandingkan di negera lain, di mana bunga bank yang tinggi juga merupakan beban keuangan tersendiri.
"Hal ini tentu turut menggerus daya saing dan mempengaruhi harga jual. Jika bunga diturunkan, cost-nya akan turun. Ini bukan hanya untuk industri besar tapi juga berpengaruh bagi industri kecil dan menengah," kata Saleh.
Khusus untuk IKM, Pemerintah melalui Paket Kebijakan Ekonomi III yang memperluas pemberian kredit modal kerja.
Bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) diturunkan dari 22 persen pertahun menjadi 12 persen pertahun dan pada tahun depan menyusut menjadi 9 persen.
Selain itu, Saleh juga menyebutkan faktor pemacu pertumbuhan industri, yaitu ketersediaan energi dengan harga yang kompetitif, ketersediaan infrastruktur baik jalan, pelabuhan, dan listrik serta biaya logistik yang juga bersaing.
Turut hadir pada rapat koordinasi itu yaitu Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Ferry Mursidan Baldan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochamad Basuki Hadimuljono.
Selain itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo beserta Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, Deputi Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Arif Mahmud dan deputi lainnya.
Para kepala daerah juga hadir seperti Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko dan lain-lain. Turut hadir pula Deputi Kementerian BUMN dan para direksi BUMN.
Pewarta: Sella Panduarsa gaerta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: