Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah 47 poin dibanding posisi kemarin sore menjadi Rp13.644 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah masih relatif stabil, pelaku pasar sedang menanti data angka defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang diperkirakan berkisar 1,7 persen terhadap produk domestik bruto atau lebih baik dari defisit dua persen pada kuartal sebelumnya," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.

Hal itu, menurut dia, berpeluang menjadi sentimen positif bagi nilai tukar rupiah dan meningkatkan peluang suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dipangkas.

Sementara itu, dia menjelaskan, sentimen dari data klaim pengangguran yang masih tinggi dan defisit anggaran pemerintah Amerika Serikat yang melebar dapat menahan laju dolar AS.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang dunia, termasuk rupiah, masih naik tapi cenderung terbatas.

"Penguatan dolar AS masih terbatas, sejumlah sentimen di dalam negeri masih ditanggapi positif terutama terkait dengan kondisi makroekonomi internal di antaranya ekspektasi positif terhadap isi Paket Kebijakan VII," katanya.

Ia menambahkan target inflasi pemerintah tahun 2015 yang di bawah empat persen, dan harapan-harapan positif terhadap perekonomian domestik akan menjaga fluktuasi rupiah.