Dua bocah laki-laki ditemukan tewas mengambang
12 November 2015 19:12 WIB
ilustrasi Petugas tim SAR gabungan menggunakan perahu motor mencari korban tenggelam di Kalimalang, Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (18/8). Dua anak tengelam terseret aliran air Kalimalang akibat bermain di bantaran sungai, satu diantaranya ditemukan tewas sementara satu korban belum ditemukan . (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
Cianjur (ANTARA News) - Dua orang bocah laki-laki ditemukan tewas mengambang di kolam tempat penyimpanan benih milik warga di Kampung Pasir Oray, Desa Sindangraja, Kecamatan Sukaluyu, Cianjur, Jabar, Kamis.
Nana pemilik kolam yang pertamakali menemukan jasad kedua bocah laki-laki Restu (5) dan Muhamad Irvan (5) itu, tidak menyangka ada mayat di dalam kolam tempat penyimpanan benih miliknya yang memiliki ke dalaman 1,5 meter itu, dimana ketika itu, dia hendak membenamkan benih sebelum ditanam di sawah.
"Saya terkejut ketika hendak membenamkan benih ke dalam kolam, mellihat seperti kepala anak kecil mengambang disamping karung benih. Setelah memastikan saya terkejut karena ada dua bocah sudah tidak bernyawa dengan badan mulai membiru," katanya.
Mendapati hal tersebut, dia berteriak meminta tolong sehingga didengar warga sekitar yang berhamburan ke arah suara. Dibantu warga Nana membawa kedua jasad bocah tersebut ke rumahnya masing-masing yang tidak jauh dari tempat kejadian.
"Saya tidak tahu pasti bagaimana keduanya bisa ada di dalam kolam tempat saya biasa merendam benih padi sebelum disemai. Bahkan kedua orang tuanya tidak menyangka anak mereka akan bernasib seperti ini," katanya.
Berdasarkan keterangan tetangga korban selama ini kedua bocah laki-laki tersebut, tidak pernah bermain jauh dari rumah orang tuanya. Bahkan mereka tidak melihat kalau kedua bocah tersebut, bermain dipinggir kolam.
"Kami tidak tahu persis kejadiannya, namun tahu-tahu mendengar teriakan Kang Nana minta tolong, saat sampai dilokasi kami mendapati jasad Rest dan Irvan sudah tidak bernyawa di dalam kolam. Kami menduga keduanya terpeleset atau salah satu menolong yang lain, sehingga sama-sama terjatuh," kata Muklis (36) tetangga korban.
Setelah disholatkan, jasad kedua korban dimakamkan pihak keluarga di pemakaman umum yang terletak tidak jauh dari rumah orang tua korban. Hingga saat ini, keluarga korban belum bisa dimintai keterangan karena masih berduka.
Nana pemilik kolam yang pertamakali menemukan jasad kedua bocah laki-laki Restu (5) dan Muhamad Irvan (5) itu, tidak menyangka ada mayat di dalam kolam tempat penyimpanan benih miliknya yang memiliki ke dalaman 1,5 meter itu, dimana ketika itu, dia hendak membenamkan benih sebelum ditanam di sawah.
"Saya terkejut ketika hendak membenamkan benih ke dalam kolam, mellihat seperti kepala anak kecil mengambang disamping karung benih. Setelah memastikan saya terkejut karena ada dua bocah sudah tidak bernyawa dengan badan mulai membiru," katanya.
Mendapati hal tersebut, dia berteriak meminta tolong sehingga didengar warga sekitar yang berhamburan ke arah suara. Dibantu warga Nana membawa kedua jasad bocah tersebut ke rumahnya masing-masing yang tidak jauh dari tempat kejadian.
"Saya tidak tahu pasti bagaimana keduanya bisa ada di dalam kolam tempat saya biasa merendam benih padi sebelum disemai. Bahkan kedua orang tuanya tidak menyangka anak mereka akan bernasib seperti ini," katanya.
Berdasarkan keterangan tetangga korban selama ini kedua bocah laki-laki tersebut, tidak pernah bermain jauh dari rumah orang tuanya. Bahkan mereka tidak melihat kalau kedua bocah tersebut, bermain dipinggir kolam.
"Kami tidak tahu persis kejadiannya, namun tahu-tahu mendengar teriakan Kang Nana minta tolong, saat sampai dilokasi kami mendapati jasad Rest dan Irvan sudah tidak bernyawa di dalam kolam. Kami menduga keduanya terpeleset atau salah satu menolong yang lain, sehingga sama-sama terjatuh," kata Muklis (36) tetangga korban.
Setelah disholatkan, jasad kedua korban dimakamkan pihak keluarga di pemakaman umum yang terletak tidak jauh dari rumah orang tua korban. Hingga saat ini, keluarga korban belum bisa dimintai keterangan karena masih berduka.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: