Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan bahwa pemerintah akan mereposisi APBN untuk memenuhi permintaan dana tanggap darurat bencana dari daerah yang telah mencapai Rp2,6 triliun padahal alokasi dana tersebut untuk periode 2007 hanya Rp2 triliun. Pernyataan tersebut dikemukakan Paskah di Kantor Kepresidenan Jakarta, Jumat, setelah menghadiri rapat koordinasi terbatas mengenai banjir dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "APBN kita harus direposisi kembali karena sudah ada permintaan Rp2,6 triliun...tidak defisit tapi mungkin ada yang kita geser untuk kepentingan bencana alam," katanya. Namun, Paskah belum dapat menyebutkan dengan pasti besaran dana yang akan direalokasi tersebut. "Ini sedang kita hitung berapa besar kerugian Jakarta dan sekitarnya," ujarnya. Menurut Paskah keputusan realokasi atau reposisi itu diambil karena jika harus menunggu perubahan APBN maka akan membutuhkan waktu lama. "Tapi harus dikonsultasikan dengan DPR dulu," katanya. Saat ditanya mengenai dana dari sektor apa yang akan digeser Paskah mengatakan, "Beberapa dana seperti tadi ada permintaan di UKM, digeser dari UKM ke banjir". Namun, Paskah memastikan bahwa dana tersebut akan mencukupi karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menginstruksikan untuk mereposisi kembali alokasi APBN jika perlu. Sementara itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Aburizal Bakrie mengatakan bahwa sekalipun baru awal 2007 dari permintaan dana tanggap darurat bencana di daerah sudah mencapai Rp2,6 triliun. Menurut Aburizal, pemerintah pusat memberikan dukungan apa saja, sampai sekarang tidak ada satupun permintaan yang tidak dipenuhi, namun ada keterbatasan alokasi dana, yang tahun ini hanya Rp2 triliun. "Jadi pasti nanti dalam APBNP kita akan mengajukan lagi tambahan dana bencana," ujarnya. Saat ditanya mengenai rencana permintaan dana tambahan, Menko Kesra mengatakan hingga kini belum ada pembicaraan secara detil mengenai itu. Mengenai Jakarta, dia mengatakan pemerintah pusat berharap penanganannya dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah daerah. "Kecuali misalnya kurang makanan kita pasok makanan dan sebagainya," katanya. Lebih lanjut Menko Kesra mengatakan bahwa yang terpenting dilakukan saat ini adalah bagaimana memberikan suatu semangat kepada para korban banjir. Dia juga menyebutkan mengenai situasi beberapa lokasi pengungsian yang tidak bersih karena upaya pembersihannya hanya mengharapkan dukungan sukarelawan padahal bisa ditangani sendiri oleh para pengungsi.(*)