Surabaya (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya mengemukakan, sebagian besar wilayah Jawa Timur kini sudah mulai banyak diguyur hujan, baik di kawasan selatan maupun pantai utara.

"Kondisi seperti ini akan berlanjut hingga masuk musim hujan pada akhir November hingga awal Desember," kata Staf Informasi dan Data BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Eko Prasetyo di Surabaya, Selasa, menanggapi kondisi cuaca di sejumlah daerah di Jatim pada musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Menurut dia, kawasan Jatim bagian selatan kini curah hujan lebih banyak daripada daerah lainnya karena diprakirakan daerah ini akan masuk musim hujan lebih awal seperti Malang, Pacitan, Madiun, Nganjuk dan Kertosono.

Sedangkan pantai utara Jatim, kata Eko, meski curah hujan belum sebanyak di bagian selatan, tapi juga sudah cukup banyak menerima hujan. Surabaya Barat dan Selatan hari ini bahkan berpeluang hujan deras.

Kawasan Jatim bagian selatan diprakirakan sudah mulai masuk musim hujan pada dasarian kedua November dan kawasan pantai utara pada dasarian ketika November, sementara lainnya menyusul kemudian hingga awal Desember.

"Pada musim seperti ini biasanya dibarengi dengan peristiwa angin kencang dan terkadang angin puting beliung yang bisa menimbulkan bencana. Jadi, masyarakat harus waspada," ucapnya.

Selain itu, masyarakat juga sejak dini harus melakukan langkah antisipatif agar ketika musim hujan tiba tidak terjadi banjir atau tanah longsor dengan mengontrol saluran-saluran air, termasuk daerah aliran sungai (DAS) Brantas maupun Bengawan Solo tidak ada yang jebol, serta mewaspadai daerah-daerah gundul dengan tingkat kemiringan tinggi.

Terkait dengan kondisi perairan, ia mengatakan, kondisi perairan Laut Jawa dan Samudera Hindia cukup kondusif untuk aktivitas pelayaran.

Tinggi gelombang dalam sepekan ke depan diperkirakan hanya berkisar 1--1,5 meter dengan kecepatan angin sekitar 40 kilometer per jam, sedangkan perairan Samudera Hindia sedikit lebih tinggi yakni 1,5--2 meter per jam dengan kecepatan angin sekitar 45 kilometer per jam.

Menyinggung dampak erupsi Gunung Barujari yakni anak Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Eko mengatakan berdasarkan pantauan citra satelit abu vulkanis gunung tersebut mengarah ke selatan dan barat daya, tapi tidak sampai mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Bali.