Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal mengatakan, hingga kini dirinya masih bekerja di Kantor Presiden, dan belum ada pemberitahuan soal pergantian posisinya sebagai juru bicara. "Tidak betul diberhentikan sebagai juru bicara Presiden," kata Dino kepada pers di ruang kerjanya, di gedung Eks Binagraha, Istana Kepresiden, Jakarta, Kamis. Informasi soal Dino telah diberhentikan dari tugasnya sempat simpang siur. Sejumlah petugas jurnalistik di lingkungan Istana Kepresidenan sempat bertanya-tanya, karena pada dua kunjungan kenegaraan pemimpin negara sahabat seperti Ratu Spanyol, Sofia, dan Presiden Konfederasi Swiss, Micheline Calmy-Rey, Dino tidak hadir. Seperti biasanya, Dino yang juga staf khusus Presiden Bidang Luar Negeri ini, menjadi sasaran para wartawan untuk mencari informasi terutama mengenai hasil pembicaraan Presiden dengan tamu negara. Dino seperti diberitakan di sejumlah media massa, "diistirahatkan", karena menggalang dana bantuan warga negara asing bagi korban banjir kepada warga di sekitar tempat tinggalnya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. "Banyak ditanya memang, kenapa saya tidak hadir waktu itu. Padahal ketidakhadiran saya sepenuhnya atas sepengetahuan Presiden," ujarnya. Terkait "penggalangan dana" dari ekspatriat yang diduga menjadi penyebab dirinya "diberhentikan", Dino berbicara panjang lebar. Ia mengisahkan, ketika banjir pada Jumat (1/1), dirinya bersama 12 ekspatriat yang menjadi tetangganya di RW 02 Kemang 6, berinisiatif berkumpul untuk membicarakan bagaimana membantu warga kampung yang terkena musibah. "Karena kondisi para korban memperihatinkan, warga asing tergerak bertemu dengan Ketua RW dan mendiskusikan apa saja yang dibutuhkan," ujarnya. Dari pertemuan itu diputuskan membentuk dapur umum dan memberikan bantuan berupa barang seperti bahan makanan, obat-obatan, susu bayi, lampu untuk penerangan. Ia juga mengutarakan, bantuan dari warga asing yang empat di antaranya merupakan mantan diplomat di Indonesia, hingga kini masih digunakan. "Ini merupakan bentuk "community solidarity" warga kampung dengan beberapa warga asing. Saya anggap ini bagus dan patut ditiru oleh Ketua RW di tempat lain, bahwa yang kaya membantu yang miskin apalagi ketika terkena musibah," katanya. Tapi semua itu tidak ada hubungannya dengan tugas saya sebagai jubir Presiden. "Ini dapat dikonfirmasi dengan orang-orang di sana," tegasnya. Ia mengakui dalam dua hari tekahir ada hal-hal khusus yang membuat dirinya harus duduk menangani hal itu. "Tapi dalam waktu dekat saya akan kembali mengangani tugas-tugas yang rutin," ujarnya tanpa merinci tugas yang dimaksud.(*)