Kuta, Bali (ANTARA News) - Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, akhirnya dibuka kembali mulai pukul 14.30 Wita setelah sempat ditutup sementara sejak Selasa (3/11) pascaerupsi Gunung Barujari di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

"Dengan mempertimbangkan perkembangan cuaca jadi jam 24.30 Wita Bandara I Gusti Ngurah Rai dinyatakan beroperasi kembali," kata General Manajer PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Trikora Harjo, ditemui di Terminal Keberangkatan Internasional bandara setempat di Kuta, Kabupaten Badung, Kamis.

Menurut dia, BMKG dan Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) di Darwin, Australia, telah memberikan informasi bahwa arah angin yang membawa abu vulkanik Gunung Barujari mengarah dari utara ke selatan atau menjauhi wilayah udara Bali.

Selain itu bukti visual berupa debu vulkanik yang tidak lagi terlihat di sekitar bandara juga menjadi pertimbangan dibuka kembali bandara itu.

Meski telah dinyatakan dibuka namun tidak serta merta bandara langsung memberangkatkan para penumpang mengingat harus ada sejumlah persiapan yang membutuhkan waktu sekitar dua jam.

"Kami harus membersihkan apron dan landasan pacu. Maskapai juga harus membersihkan pesawatnya," imbuhnya.

Tak hanya itu pihaknya juga perlu menyiapkan sistem kelengkapan penerbangan termasuk pengecekan barang dan proses imigrasi.

Belum diketahui pesawat dari maskapai dan tujuan mana yang pertama kali tinggal landas atau tiba di Bali karena pihaknya masih melakukan koordinasi dengan Air Navigasi dan maskapai penerbangan.

Pembukaan tersebut disambut gembira ribuan calon penumpang baik domestik maupun internasional di bandara setempat di Kuta, Kabupaten Badung, Kamis.

"Akhirnya setelah sehari menunggu, kami berharap bisa segera pulang," kata seorang calon penumpang, Hugh Millard.

Millard yang berlibur di Pulau Dewata sempat khawatir di tengah tidak kepastian jadwal berangkat menumpangi maskapai Malaysia Airlines tujuan Denpasar-Kuala Lumpur-London.