New York/London/Kairo (ANTARA News) - Bukti-bukti kini menunjukkan bahwa sebuah bom yang ditanamkan oleh ISIS adalah penyebab jatuhnya sebuah pesawat Rusia di atas Semenanjung Sinai, Mesir.

Kesimpulan ini disampaikan oleh sumber-sumber keamanan AS dan Eropa Rabu waktu setempat.

ISIS yang menguasai bagian besar wilayah Irak dan Suriah dan tengah berperang melawan pemerintah Mesir di Sinai, kembali mengatakan bahwa merekalah yang menjatuhkan pesawat Rusia itu.

ISIS bahkan berjanji untuk pada akhirnya membeberkan kepada publik bagaimana serangan bom itu mereka lancarkan ke pesawat itu.

Sebuah Airbus A321 jatuh Sabtu pekan lalu di Semenanjung Sinai beberapa saat setelah tinggal landas dari sebuah bandara di Sharm el-Sheikh dalam perjalanan pulang ke St Petersburg di Rusia hingga menewaskan semua dari 224 orang yang berada di dalam pesawat ini.

Sumber-sumber keamanan AS dan Eropa menegaskan bahwa memang belum sampai pada kesimpulan akhir mengenai tragedi itu.

Sebelum itu Inggris sudah menyatakan bahwa kemungkinan bahan peledak menjadi penyebab jatuhnya pesawat Rusia ini. Namun Inggris tidak menyebutkan pihak mana yang bertanggung jawab atas bahan peledak itu.

"Kami telah menyimpulkan bahwa kemungkinan besar jatuhnya pesawat itu karena sebuah bahan peledak di dalam pesawat," kata Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond setelah bertemu dengan Perdana Menteri David Cameron.

Pernyataan Hammond ini disampaikan menjelang kunjungan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi ke Inggris pekan ini.

Seorang sumber di Mesir juga berbicara senada mengenai kemungkinan bahan peledak menjadi penyebab jatuhnya pesawat Rusia di Sinai itu.

"Diyakini ini adalah ledakan namun jenisnya belum diketahui. Ada penyelidikan terhadap pasir di situs jatuhnya pesawat untuk mencoba dan memastikan apakah itu bom," kata sumber tadi seperti dikutip Reuters.