Harga minyak turun setelah pasokan dan produksi AS naik
5 November 2015 05:59 WIB
Rencana Penambahan Stok BBM Petugas melakukan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) ke dalam tanki di Terminal BBM Cikampek, Jawa Barat, Selasa (8/9). Kementerian ESDM berencana untuk memperkuat cadangan energi, dengan salah satunya menambah jumlah stok bahan bakar minyak yang ada sekarang 22 hari jadi 30 hari atau sebulan. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia merosot pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena persediaan minyak mentah komersial dan produksi AS meningkat serta Federal Reserve mendorong dolar lebih kuat.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, patokan global untuk minyak, ditutup pada 48,58 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 1,96 dolar AS dari penutupan Selasa, lapor AFP.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, jatuh 1,58 dolar AS menjadi menetap di 46,32 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Brent dan WTI lebih daripada menghapuskan pembalikan naik atau "rebound" Selasa, setelah laporan minyak mingguan pemerintah AS menunjukkan peningkatan untuk minggu keenam berturut-turut dalam persediaan minyak mentah komersial negara itu.
Stok AS naik sebesar 2,8 juta barel dalam pekan yang berakhir 30 Oktober menjadi 482,8 juta barel, sedikit lebih besar daripada perkiraan para analis.
Produksi minyak mentah AS naik sebesar 48.000 barel menjadi 9,16 juta barel per hari, terhadap beberapa ekspektasi pasar bahwa harga rendah akan terus mendorong produksi AS turun.
"Anda memiliki latar belakang ini, pasokan benar-benar kuat, dan meskipun kami mulai keluar dari musim pemeliharaan kilang, kami masih melihat penumpukan minyak mentah," kata Matt Smith dari ClipperData.
Smith mengatakan dolar yang kuat telah mulai menekan pasar minyak bahkan sebelum laporan Departemen Energi AS (DoE).
Dolar mencapai tingkat tertinggi terhadap euro sejak Juli, sekitar 1,0855 dolar, setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan peningkatan tingkat suku bunga pada Desember adalah "sebuah kemungkinan" dan ekonomi AS "berkinerja baik".
Sebuah penguatan greenback cenderung membebani harga minyak, yang dihargakan dalam mata uang AS.
(Uu.A026)
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, patokan global untuk minyak, ditutup pada 48,58 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 1,96 dolar AS dari penutupan Selasa, lapor AFP.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, jatuh 1,58 dolar AS menjadi menetap di 46,32 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Brent dan WTI lebih daripada menghapuskan pembalikan naik atau "rebound" Selasa, setelah laporan minyak mingguan pemerintah AS menunjukkan peningkatan untuk minggu keenam berturut-turut dalam persediaan minyak mentah komersial negara itu.
Stok AS naik sebesar 2,8 juta barel dalam pekan yang berakhir 30 Oktober menjadi 482,8 juta barel, sedikit lebih besar daripada perkiraan para analis.
Produksi minyak mentah AS naik sebesar 48.000 barel menjadi 9,16 juta barel per hari, terhadap beberapa ekspektasi pasar bahwa harga rendah akan terus mendorong produksi AS turun.
"Anda memiliki latar belakang ini, pasokan benar-benar kuat, dan meskipun kami mulai keluar dari musim pemeliharaan kilang, kami masih melihat penumpukan minyak mentah," kata Matt Smith dari ClipperData.
Smith mengatakan dolar yang kuat telah mulai menekan pasar minyak bahkan sebelum laporan Departemen Energi AS (DoE).
Dolar mencapai tingkat tertinggi terhadap euro sejak Juli, sekitar 1,0855 dolar, setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan peningkatan tingkat suku bunga pada Desember adalah "sebuah kemungkinan" dan ekonomi AS "berkinerja baik".
Sebuah penguatan greenback cenderung membebani harga minyak, yang dihargakan dalam mata uang AS.
(Uu.A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: