Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan peristiwa penghadangan truk sampah milik Dinas Kebersihan DKI yang dilakukan oleh sekelompok warga di Cileungsi, Bogor mengakibatkan penumpukan sampah.

"Karena penghadangan itu, pembuangan sampah menuju TPST Bantar Gebang menjadi terhambat. Sampah tidak terangkut, sehingga terjadi penumpukan sampah," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa.

Menurut dia, penghadangan yang dilakukan oleh sekelompok warga tersebut merupakan aksi premanisme, sehingga Pemprov DKI akan segera melaporkan kepada pihak kepolisian.

"Kalau menurut saya, tindakan penghadangan tersebut merupakan aksi premanisme. Makanya, hari ini Dinas Kebersihan DKI mau lapor ke polisi. Tidak boleh main hadang-hadang begitu," ujarnya.

Lebih lanjut, mantan Bupati Belitung Timur itu mengungkapkan, jalan yang dilalui oleh truk sampah tersebut merupakan jalan milik negara, sehingga siapa pun dapat melintasinya.

"Itu kan jalan milik negara, boleh-boleh saja dilewati. Di Jakarta juga boleh masuk pelat kendaraan bermotor F (Bogor), ada yang bawa ayam, bawa ikan. Jadi memang tidak boleh dihalangi," katanya.

Sebanyak 200 unit truk sampah milik Dinas Kebersihan DKI Jakarta dihadang sekitar 50 orang warga saat melintas di Jalan Transyogi, Cileungsi, Bogor Timur, Jawa Barat pada Senin (2/11).

Akibat insiden penghadangan tersebut, sekitar 6.500 ton sampah asal Jakarta yang telah dijadwalkan akan dikirim ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi menjadi terhambat.