Pencabutan sanksi FIFA bisa tahunan
2 November 2015 17:59 WIB
Ketua Umum PSSI, Lanyalla Mattalitti (tengah), berjabat tangan dengan Ketua Dewan Penasehat PSSI, Agum Gumelar (kanan), anggota Komite Eksekutif FIFA, Kohzo Tashima (kedua kanan), Tengku Abdullah Ibni Sultan Ahmad Shah (kedua kiri), dan anggota Komite Eksekutif AFC,Mariano Araneta, usai pertemuan di Kantor PSSI Jakarta, Senin (2/11). Pertemuan antara PSSI, delegasi FIFA serta AFC itu salah satu upaya penyelesaian persoalan sepakbola Indonesia yang masih terkena sanksi FIFA. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan, pencabutan sanksi FIFA kepada Indonesia bisa tertunda dalam jangka waktu tahunan apabila pembekuan PSSI oleh pemerintah tidak segera dicabut.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PSSI, Azwan Karim, usai pertemuan delegasi FIFA-AFC dengan PSSI, di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Senin.
Dia mengatakan, apabila pembekuan PSSI tidak segera dicabut pemerintah, maka pertemuan delegasi FIFA kali ini akan dilaporkan di Pertemuan Komite Eksekutif FIFA, pada 2-3 Desember di Zurich, Swiss.
Dan apabila tidak ada jalan keluar pada pertemuan delegasi dengan pemangku kepentingan persepakbolaan Tanah Air, maka keputusan pencabutan sanksi FIFA akan diputuskan di tingkat kongres.
Untuk sementara ini, pencabutan sanksi masih bisa diputuskan Pertemuan Komite Eksekutif FIFA, yang mana bisa dicabut kapanpun melalui Pertemuan Komite Darurat FIFA
"Tapi apabila tidak dicabut, maka akan dibawa ke kongres FIFA dan kongres diselenggarakan tahunan, jadi tidak bisa asal saling cabut," kata Karim.
Ketua Dewan Kehormatan PSSI, Agum Gumelar, mengatakan, kalau tidak ada bentuk penyelesaian seperti yang diharapkan FIFA, kasus ini akan dibawa ke Kongres FIFA pada 26 Februari 2016.
"Kalau ini diputuskan dalam Kongres 2016, berarti pencabutan dari keputusan ini hanya bisa dilakukan oleh kongres lagi, artinya kongres yang akan datang setahun kemudian," kata ketua umum PSSI periode 1999-2003 tersebut.
Gumelar mengakui hal tersebut banyak merugikan proses perbaikan persepakbolaan Tanah Air. "Jadi tolong semua kooperatif, demi sepakbola kita," ucap dia.
Delegasi FIFA-AFC mendapatkan mandat yang kuat untuk menyelesaikan kisruh sepak bola Tanah Air. Delegasi bersama yang hadir adalah anggota Komite Eksekutif FIFA, yaitu Kohzo Tashima dari Jepang dan Pangeran Abdullah dari Malaysia, serta Komite Eksekutif AFC Mariano V Araneta Jr dari Filipina.
Para Direktur AFC, yakni James Johnson, Sanjeevan Balasingam, dan John Windsor juga akan mendampingi delegasi bersama tersebut.
Apabila pertemuan kali ini tidak menemukan jalan keluar, maka dampaknya besar bagi sepak bola nasional, ASEAN, dan bahkan Asia, mengingat Indonesia telah ditunjuk sebagai penyelenggara Asian Games 2018.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PSSI, Azwan Karim, usai pertemuan delegasi FIFA-AFC dengan PSSI, di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Senin.
Dia mengatakan, apabila pembekuan PSSI tidak segera dicabut pemerintah, maka pertemuan delegasi FIFA kali ini akan dilaporkan di Pertemuan Komite Eksekutif FIFA, pada 2-3 Desember di Zurich, Swiss.
Dan apabila tidak ada jalan keluar pada pertemuan delegasi dengan pemangku kepentingan persepakbolaan Tanah Air, maka keputusan pencabutan sanksi FIFA akan diputuskan di tingkat kongres.
Untuk sementara ini, pencabutan sanksi masih bisa diputuskan Pertemuan Komite Eksekutif FIFA, yang mana bisa dicabut kapanpun melalui Pertemuan Komite Darurat FIFA
"Tapi apabila tidak dicabut, maka akan dibawa ke kongres FIFA dan kongres diselenggarakan tahunan, jadi tidak bisa asal saling cabut," kata Karim.
Ketua Dewan Kehormatan PSSI, Agum Gumelar, mengatakan, kalau tidak ada bentuk penyelesaian seperti yang diharapkan FIFA, kasus ini akan dibawa ke Kongres FIFA pada 26 Februari 2016.
"Kalau ini diputuskan dalam Kongres 2016, berarti pencabutan dari keputusan ini hanya bisa dilakukan oleh kongres lagi, artinya kongres yang akan datang setahun kemudian," kata ketua umum PSSI periode 1999-2003 tersebut.
Gumelar mengakui hal tersebut banyak merugikan proses perbaikan persepakbolaan Tanah Air. "Jadi tolong semua kooperatif, demi sepakbola kita," ucap dia.
Delegasi FIFA-AFC mendapatkan mandat yang kuat untuk menyelesaikan kisruh sepak bola Tanah Air. Delegasi bersama yang hadir adalah anggota Komite Eksekutif FIFA, yaitu Kohzo Tashima dari Jepang dan Pangeran Abdullah dari Malaysia, serta Komite Eksekutif AFC Mariano V Araneta Jr dari Filipina.
Para Direktur AFC, yakni James Johnson, Sanjeevan Balasingam, dan John Windsor juga akan mendampingi delegasi bersama tersebut.
Apabila pertemuan kali ini tidak menemukan jalan keluar, maka dampaknya besar bagi sepak bola nasional, ASEAN, dan bahkan Asia, mengingat Indonesia telah ditunjuk sebagai penyelenggara Asian Games 2018.
Pewarta: Calvinantya Basuki
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015
Tags: