Kasus beras plastik resmi dihentikan
2 November 2015 17:59 WIB
Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Mudjiono (kiri) memberikan keterangan pers terkait kasus beras plastik, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (2/11). Polisi melakukan penghentian penyidikan tentang kasus beras plastik dikarenakan beras tersebut sudah diuji oleh BPOM, Puslabfor Mabes Polri dan Puslitbangtan bahwa seluruh sampel yang telah diuji adalah beras asli tidak tercemar dengan beras sintetis maupun komponen plastik. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Jakarta (ANTARA News) - Penyidik Polda Metro Jaya menghentikan penyidikan dugaan peredaran beras mengandung plastik di Bekasi, Jawa Barat, berdasarkan laporan Dewi Septiani.
"Kita gelar perkara melibatkan penyidik Polda Metro Jaya, Propam, Itwasda, Bareskrim dan Itwasum Mabes Polri," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombespol Mujiyono di Jakarta, Senin.
Mujiyono menyebutkan polisi telah memeriksa 33 saksi dan lima saksi ahli namun tidak ditemukan indikasi beras mengandung plastik. Oleh karena itu, Polda Metro Jaya mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) pada 29 Oktober 2015.
Mujiyono memaparkan sejumlah saksi termasuk saksi ahli dan uji laboratorium forensik tidak menemukan ada pelanggaran hukum terkait perlindungan konsumen.
Diano mengungkapkan uji beras diduga mengandung sintetik atau plastik dilakukan peneliti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, serta ahli polimer dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT).
Seluruh lembaga penelitian itu, menurut Mujiyono, menguji beras namun hasilnya menunjukkan beras itu asli atau tidak mengandung bahan sintetik.
"Jadi tidak ada yang namanya beras plastik yang selama ini dikhawatirkan masyarakat," tutur Mujiyono.
Bahkan penyidik Polda Metro Jaya mengambil contoh dan memeriksa beras dari sumber penggilingannya di Indramayu, Jawa Barat.
Terkait informasi dari pelapor yang menyebutkan ada warga muntah setelah memakan beras itu, Mujiyono menegaskan hal itu terjadi bukan karena mengkonsumsi beras itu.
"Kita gelar perkara melibatkan penyidik Polda Metro Jaya, Propam, Itwasda, Bareskrim dan Itwasum Mabes Polri," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombespol Mujiyono di Jakarta, Senin.
Mujiyono menyebutkan polisi telah memeriksa 33 saksi dan lima saksi ahli namun tidak ditemukan indikasi beras mengandung plastik. Oleh karena itu, Polda Metro Jaya mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) pada 29 Oktober 2015.
Mujiyono memaparkan sejumlah saksi termasuk saksi ahli dan uji laboratorium forensik tidak menemukan ada pelanggaran hukum terkait perlindungan konsumen.
Diano mengungkapkan uji beras diduga mengandung sintetik atau plastik dilakukan peneliti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, serta ahli polimer dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT).
Seluruh lembaga penelitian itu, menurut Mujiyono, menguji beras namun hasilnya menunjukkan beras itu asli atau tidak mengandung bahan sintetik.
"Jadi tidak ada yang namanya beras plastik yang selama ini dikhawatirkan masyarakat," tutur Mujiyono.
Bahkan penyidik Polda Metro Jaya mengambil contoh dan memeriksa beras dari sumber penggilingannya di Indramayu, Jawa Barat.
Terkait informasi dari pelapor yang menyebutkan ada warga muntah setelah memakan beras itu, Mujiyono menegaskan hal itu terjadi bukan karena mengkonsumsi beras itu.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015
Tags: