Pejabat FIFA temui Presiden Jokowi
2 November 2015 15:56 WIB
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menpora Imam Nahrawi (kanan) menerima Delegasi Federation Internationale de Football Assosiation (FIFA) dan The Asian Football Confederation (AFC) Abdullah Ibni Sultan Ahmad Shah (tengah), Kozo Tashima (kedua kiri) serta Mariano Araneta (kiri) untuk membahas masalah persepakbolaan Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/11). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menerima delegasi Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) di Istana Merdeka, Senin.
Delegasi bersama ini terdiri dari pemimpin delegasi Kohzo Tashima (anggota EXCO FIFA dari Jepang), Tengku Abdullah Ibni Sultan Ahmad Shah (anggota EXCO FIFA dari Malaysia), James Johnson (FIFa members Association Direction), Mariana Araneta Anggota EXCO AFC dari Filiphina), Dato Windsor John (AFCActing General Secretary) dan Sanjeevan Balasingham (AFC Members Association Directions).
Usai bertemu Presiden Joko Widodo, Kohzo Tashima tidak mau memberikan pernyataan mengenai hasil pertemuan dengan Jokowi itu.
"Tadi kami membicarakan masa depan (sepak bola) dan akan terus melakukan komunikasi, tapi saya akan memberikan pernyataan nanti," kata Kohzo yang langsung meninggalkan Istana Merdeka diikuti anggota delegasi lainnya.
Sedangkan Kepala Staf Presiden Teten Masduki mengatakan Presiden akan membentuk tim kecil untuk mencari solusi terbaik untuk Indonesia dan FIFA mengenai PSSI.
"Tim kecil ini akan melakukan komunikasi terus menerus dengan tim kecil yang dibentuk oleh FIFA," kata Teten kepada wartawan didampingi Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Teten mengungkapkan dalam pertemuan tersebut, Indonesia menyampaikan keinginan untuk mereformasi sepak bola nasional demi mencapai prestasi yang bagus pada ajang internasional.
"Sayangnya PSSI kurang merespon sehingga Presiden memahami kenapa Menpora membekukan PSSI," kata Teten.
Menpora Imam Nahrawi menilai pertemuan dengan FIFA dan AFC berharga karena pemerintah Indonesia bisa menjelaskan masalah sepak bola tanah air dan langsung mendapat tanggapan bersahabat dan konstruktif dari FIFA dan AFC.
"Dan setelah pertemuan ini akan dibentuk tim kecil untuk mem-follow up (menindaklanjuti) dan semoga persoalaanya ada jalan keluarnya," harap Imam.
Dia menjelaskan, pemerintah Indonesia sangat berkepentingan dengan reformasi sepak bola nasional karena nyata-nyata sudah ada indikasi penyelewengan.
"Bahkan ada indikasi bahkan pengakuan pengaturan skor, ada judi bola, ada gaji terlambat," papar Imam.
Imam menegaskan, pemerintah Indonesia berkomitmen membangun sepak bola yang lebih membanggakan masyarakat Indonesia.
"Mereka delegasi FIFA dan AFC sangat respon bahwa tidak mungkin 250 juta masyarakat Indonesia tidak bisa menghasilkan prestasi yang lebih baik," kata Imam.
Imam juga menyampaikan bahwa peringkat sepak bola Indonesia berada di 172, dan FIFA serta AFC berkomitmen memberikan harapan bagi sepak bola Indonesia.
Delegasi bersama ini terdiri dari pemimpin delegasi Kohzo Tashima (anggota EXCO FIFA dari Jepang), Tengku Abdullah Ibni Sultan Ahmad Shah (anggota EXCO FIFA dari Malaysia), James Johnson (FIFa members Association Direction), Mariana Araneta Anggota EXCO AFC dari Filiphina), Dato Windsor John (AFCActing General Secretary) dan Sanjeevan Balasingham (AFC Members Association Directions).
Usai bertemu Presiden Joko Widodo, Kohzo Tashima tidak mau memberikan pernyataan mengenai hasil pertemuan dengan Jokowi itu.
"Tadi kami membicarakan masa depan (sepak bola) dan akan terus melakukan komunikasi, tapi saya akan memberikan pernyataan nanti," kata Kohzo yang langsung meninggalkan Istana Merdeka diikuti anggota delegasi lainnya.
Sedangkan Kepala Staf Presiden Teten Masduki mengatakan Presiden akan membentuk tim kecil untuk mencari solusi terbaik untuk Indonesia dan FIFA mengenai PSSI.
"Tim kecil ini akan melakukan komunikasi terus menerus dengan tim kecil yang dibentuk oleh FIFA," kata Teten kepada wartawan didampingi Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Teten mengungkapkan dalam pertemuan tersebut, Indonesia menyampaikan keinginan untuk mereformasi sepak bola nasional demi mencapai prestasi yang bagus pada ajang internasional.
"Sayangnya PSSI kurang merespon sehingga Presiden memahami kenapa Menpora membekukan PSSI," kata Teten.
Menpora Imam Nahrawi menilai pertemuan dengan FIFA dan AFC berharga karena pemerintah Indonesia bisa menjelaskan masalah sepak bola tanah air dan langsung mendapat tanggapan bersahabat dan konstruktif dari FIFA dan AFC.
"Dan setelah pertemuan ini akan dibentuk tim kecil untuk mem-follow up (menindaklanjuti) dan semoga persoalaanya ada jalan keluarnya," harap Imam.
Dia menjelaskan, pemerintah Indonesia sangat berkepentingan dengan reformasi sepak bola nasional karena nyata-nyata sudah ada indikasi penyelewengan.
"Bahkan ada indikasi bahkan pengakuan pengaturan skor, ada judi bola, ada gaji terlambat," papar Imam.
Imam menegaskan, pemerintah Indonesia berkomitmen membangun sepak bola yang lebih membanggakan masyarakat Indonesia.
"Mereka delegasi FIFA dan AFC sangat respon bahwa tidak mungkin 250 juta masyarakat Indonesia tidak bisa menghasilkan prestasi yang lebih baik," kata Imam.
Imam juga menyampaikan bahwa peringkat sepak bola Indonesia berada di 172, dan FIFA serta AFC berkomitmen memberikan harapan bagi sepak bola Indonesia.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015
Tags: