Kupang (ANTARA News) - Western Star Community, sebuah perusahaan asal Tiongkok bergerak di bidang pengelolaan air bersih, tertarik mengelola Kali Dendeng di Kota Kupang, sebagai sumber air baku warga ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.

"Whang Shi Shen asal Beijing sudah datang langsung dan melihat kondisi Kali Dendeng dan kita nantikan saja kelanjutannya," kata Wali Kota Kupang, Jonas Salean kepada Antara di Kupang, Senin.

Dia mengatakan, kedatangan pemilik perusahaan air minum kemasan dan salinisasi air laut tekonologi tinggi asal Tiongkok itu, menunjuk keseriusan perusahaan tersebut untuk mengelola sumber air Kali Dendeng sebagai salah satu sumber air baku di daerah ini.

Memang diakuinya, Kali Dendeng selama ini menjadi salah satu sandaran Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kupang sebagai sumber alir air ke rumah pelanggan.

Namun demikian, karena masih menggunakan teknologi biasa, maka belum maksimal. "Mudah-mudahan dengan kerja sama nanti, perusahaan asal Tiongkok itu bisa lebih memaksimalkan sumber air di Kali Dendeng tersebut," katanya.

Selain Kali Dendeng, sumber air di Kali Liliba, juga dilirik dan ikut dipantau perusahaan dari negara Tirai Bambu tersebut. "Semuanya untuk dikelola demi peningkatan sumber air baku di daerah ini," katanya.

Jonas mengatakan, selain itu, perusahaan Tiongkok itu juga menawarkan peralatan dan teknologi salinisasi air laut untuk bisa dikonsumsi warga.

Menurut investor Tiongkok itu, air laut di seputaran Kota Kupang dan Nusa Tenggara Timur pada umumnya, merupakan air laut yang baik untuk disalinisasi menjadi air tawar dan dikonsumsi.

Meski demikian, teknologi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan salinisasi tersebut, sangatlah mahal. Karena itu, pilihan lain, pengelolaan sumber air Kali Dendeng dan Kali liliba, menjadi prioritas.

Menurut Jonas, Pemerintah Kota Kupang terus berupaya mencari solusi penyelesaian masalah krisis air bersih di daerah ini, menyusul belum terlaksananya pembangunan Bendungan Kolhua yang sudah direncanakan pemerintah.

Mudah-mudahan, kata mantan Sekretaris Daerah Kota Kupang itu, kerja sama dengan investor Tiongkok ini menjadi jalan keluar bagi penyelesaian krisis air di daerah itu, apalagi jika kemarau tiba.

Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kupang, Noldy Mumu, terpisah mengaku, jika kerja sama terlaksana, maka dipastikan, krisis air bersih di Kota Kupang bisa teratasi.

Menurut dia, hingga kini, PDAM masih sangat butuh sumber air baku untuk penyaluran air bersih ke rumah pelanggan. "Kita miliki 12 sumber air baku saat ini, namun semuanya memiliki kapasitis terbatas. Butuh sumber lain dengan kapasitas yang lebih besar," kata dia.

Dengan pengelolaan sumber air permukaan di Kali Dendeng, dan juga Kali liliba, akan bisa memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan. "Kita punya 7.000 pelanggan dan dilayani oleh 12 sumber air baku yang terbatas," katanya.