Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla menegaskan Partai Golkar jika tidak segera bersatu maka akan menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas).

"Setiap partai politik prinsipnya berusaha mencari kekuasaan baik di eksekutif dan legislatif," kata Jusuf Kalla pada Silaturahmi Nasional Partai Golkar di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Minggu malam.

Hadir di sini para sesepuh Partai Golkar seperti mantan Menteri Kehakiman Oetojo Oesman, mantan menteri Koperasi Soebijakto Tjakrawedaya, mantan Menteri Keuangan JB Soemarlin, putri mantan Presiden Soeharto Siti Hardiyanti Rukmana, Wakil Presideh Jusuf Kalala, mantan menteri Tenaga Kerja Fahmi Idris, Menko Polhukan Luhut Binsar Panjaitan, dan Ketua DPR RI Setya Novanto.

Menurut Jusuf Kalla, kalau partai politik tidak berusaha mencari kekuasaan, maka bukan partai politik, dan kepemimpinan eksekutif daerah diraih jika Golkar mengikuti Pilkada serentak pada 9 Desember 2015.

"Kalau Partai Golkar tidak ikut Pilkada, maka tidak akan ikut memimpin di pemrintahan daerah. Itu artinya Partai Golkar jadi ormas," kata JK.

Mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar ini mengaku berusaha memediasi demi menyatukan Partai Golkar meskipun sulit dan berbelit-belit.

Kalla mengingatkan, Partai Golkar yang sudah berusia 50 tahun dan berpengalaman tentu dapat mencari kekuasaan.

"Karena itu, Partai Golkar harus bersatu untuk kejayaan partai dan masa depan bangsa. Partai Golkar harus dapat menjadi teladan," kata JK seraya mengingatkan bahwa tantangan Partai Golkar jauh lebih berat, berbeda dari tantangan semasa Orde Baru.

Kalau pada masa Orde Baru, kata dia, siapa pun pengurus Partai Golkar akan menjadi nomor satu, namun setelah era reformasi, pemimpin Partai Golkar harus berkemampuan memimpin untuk menjadikan Partai Golkar nomor satu.