Medan (ANTARA News) -Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan Republik Rakyat Tiongkok atau RRT merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar dalam menyumbang wisatawan bagi Indonesia.

"Jadi Kementerian Pariwista berterima kasih dan mendukung pertemuan The 23 rd International Shun Clan-suatu marga yang di dalamnya ada 10 marga- di Kota Medan, Sumut," katanya di Medan. Sabtu.

Dia mengatakan itu dalam Konvensi Internasional Perkumpulan 10 Marga Tionghoa yang dihadiri hampir 2.000 orang dari berbagai dunia.

Menurut menteri, ada sekitar 100 juta penduduk RRT yang melancong setiap tahunnya ke seluruh dunia.

Namun dari jumlah itu, Indonesia masih kebagian relatif kecil atau hanya sekitar satu juta orang.

"Jadi memang potensi wisatawan RRT masih sangat besar untuk digarap Indonesia.Kehadiran keturunan Tionghoa (Shun Clan) di seluruh dunia di Medan diharapkan menjadi sebagai "pintu" awal untuk meningkatnya terus wisatawan RRT dan termasuk dari negara lainnya," katanya.

Tahun 2015, kata dia, target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) Indonesia mencapai 10 juta dan tahun 2016 dinaikkan menjadi 12 juta orang.

"Wisatawan asal RRT adalah salah satu nwgara yang diharapkan bisa menyumbang target wisman Indonesia yang diharapkan naik terus sehingga bisa menjadi sumber devisa ," katanya.

Apalagi, katanya, Presiden RI Joko Widodo terus mengeluarkan kebijakan yang mendorong peningkatan wisman dan termasuk investasi.

Bebas Visa Kunjungan Singkat atau BVKS bagi 90 negara termasuk RRT di dalamnya adalah salah satu kebijakan Presiden yang diharapkan memicu kedatangan wisatawan di Indonesia.

Pelaksana tugas Gubernur Sumatera Utara H T Erry Nuradi menyebutkan, Pemerintah Provinsi Sumut bangga dijadikannya Kota Medan menjadi tempat pertemuan Shun Clan yang berkisar 2.000an orang dari berbagai negara.

"Kedatangan ribuan warga RRT yang menetap di berbagai dunia menunjukkan Sumut atau Indonesia secaara global cukup aman untuk dikunjungi," katanya.

Dia menegaskan, kedatangan Warga RRT yang tergabung dalam Shun Clan diharapkan bukan hanya mendorong wisatawan, tetapi juga investasi.

Sumut, kata dia, memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk menjadi alasan tepat dipilih sebagai tempat investasi investor.

"Pemprov Sumut menawarkan investasi untuk pengusaha RRT mulai di sektor energi, industri khususnya hasil perkebunan seperti sawit dan bahkan bidang pariwisata," katanya.

Ketua Panitia Konvensi Shun Clan ke -23, Irvan, menyebutkan, pihaknya sudah melobi agar konvensi digelar di Medan sejak pertemuan tahunan di 2013 dan nyatanya disetujui untuk tahun 2015..

"Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia khususnya Sumut yang menjadi tempat kelahiran atau dibesarkannya warga Tionghoa dari Shun Clan sangat aman dan memiliki toleransi besar dalam soal agama, ras dan lainnya," katanya yang didampingi Humas Tomi Wistan.

Ketua Marga Tan di Sumut yang bernaung di Yayasan Laut Mulia, Tan Sri Chandra menyebutkan, keinginan menjadikaan Indonesia khususnya Sumut sebagai tempat kongres juga sebagai ungkapan rasa kebanggan WNI keturunan Tionghoa karena lahir dan besar di Indonesia.

"Dalam salah satu semboyan Shun Clan, memang anggotanya harus menjunjung sikap seperti pepatah "dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung".Jadi kami harus benar-benar jadi WNI yang baik yang ikut membangun bangsa dan negara,"katanya.

Shun Clan yang di dalamnya ada 10 marga yakni marga Yu, Yao, Chen (Tan), Hu, Tian, Sun, Yuan, Lu, Che, Wang (Ong) diperkirakan memiliki keturunan sekitar 200 juta orang yang tersebar di seluruh dunia.