BENCANA ASAP - Bandara Jambi sudah kembali beroperasi
31 Oktober 2015 15:22 WIB
Petugas Apron Movement Control (AMC) Bandara Sultan Thaha Jambi mengecek kondisi pesawat yang diparkir di landasan yang diselimuti kabut asap di Jambi. Sekitar dua bulan Bandara Sultan Thaha tidak beroperasi akibat tebalnya kabut asap (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
Jambi (ANTARA News) - Bandara Sultan Thaha Jambi sejak dua hari lalu sudah kembali beroperasi setelah sekitar dua bulan tidak beroperasi akibat kabut asap yang melanda Provinsi Jambi.
Kepala Unit Pelayanan Operasional Bandara Sultan Thaha Jambi, Parolan Simanjuntak di Jambi, Sabtu mengatakan, tidak benar Banda Jambi ditutup karena pagi ini pukul 08.55 WIB, pesawat Kepresidenan yang membawa rombongan Presiden RI, Joko Widodo telah terbang kembali setelah satu malam di Jambi.
Kemarin siang (Jumat 30 Oktober) sekitar pukul 11.00 WIB, pesawat yang membawa rombongan Presiden juga telah mendarat mulus di bandara Sultan Thaha Jambi dalam rangka kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo ke Provinsi Jambi.
"Kemudian lagi sejak dua hari yang lalu atau Kamis lalu (29/10) pesawat Lion Air sudah tiga kali mendarat dan terbang dari bandara Jambi," kata Parolan.
Kemudian dijadwalkan untuk pesawat Garuda dan Citylink juga sudah mulai membuka penerbangannya pada Minggu 1 November mendatang.
Untuk saat ini data dari BMKG Jambi bahwa jarak pandang di bandara Sultah Thaha Jambi pada pukul 10.05 WIB adalah 3.600 meter atau di atas batas normal untuk pendaratan pesawat di bandara, kata Parolan Simanjuntak.
Sementara secara terpisah, di Yogyakarta. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengungkapkan hingga saat ini masih terdapat empat bandara yang ditutup akibat bencana kabut asap yang ditimbulkan dari pembakaran lahan dan hutan di Sumatera dan Kalimantan.
Dari sebanyak 35 bandara yang terkena dampak kabut asap, saat ini masih ada empat bandara yang belum beroperasi, kata Ignasius Jonan saat berkunjung di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta.
Ia mengatakan, empat bandara yang statusnya masih ditutup tersebut adalah Bandara Sultan Mahmud Badarudin II Palembang, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Sutan Thaha Jambi serta Bandara Gusti Syamsir Alam Kota Baru, Kalimantan Selatan.
Penutupan empat bandara ini lebih disebabkan kondisi udara yang masih pekat karena kabut asap.
Kepala Unit Pelayanan Operasional Bandara Sultan Thaha Jambi, Parolan Simanjuntak di Jambi, Sabtu mengatakan, tidak benar Banda Jambi ditutup karena pagi ini pukul 08.55 WIB, pesawat Kepresidenan yang membawa rombongan Presiden RI, Joko Widodo telah terbang kembali setelah satu malam di Jambi.
Kemarin siang (Jumat 30 Oktober) sekitar pukul 11.00 WIB, pesawat yang membawa rombongan Presiden juga telah mendarat mulus di bandara Sultan Thaha Jambi dalam rangka kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo ke Provinsi Jambi.
"Kemudian lagi sejak dua hari yang lalu atau Kamis lalu (29/10) pesawat Lion Air sudah tiga kali mendarat dan terbang dari bandara Jambi," kata Parolan.
Kemudian dijadwalkan untuk pesawat Garuda dan Citylink juga sudah mulai membuka penerbangannya pada Minggu 1 November mendatang.
Untuk saat ini data dari BMKG Jambi bahwa jarak pandang di bandara Sultah Thaha Jambi pada pukul 10.05 WIB adalah 3.600 meter atau di atas batas normal untuk pendaratan pesawat di bandara, kata Parolan Simanjuntak.
Sementara secara terpisah, di Yogyakarta. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengungkapkan hingga saat ini masih terdapat empat bandara yang ditutup akibat bencana kabut asap yang ditimbulkan dari pembakaran lahan dan hutan di Sumatera dan Kalimantan.
Dari sebanyak 35 bandara yang terkena dampak kabut asap, saat ini masih ada empat bandara yang belum beroperasi, kata Ignasius Jonan saat berkunjung di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta.
Ia mengatakan, empat bandara yang statusnya masih ditutup tersebut adalah Bandara Sultan Mahmud Badarudin II Palembang, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Sutan Thaha Jambi serta Bandara Gusti Syamsir Alam Kota Baru, Kalimantan Selatan.
Penutupan empat bandara ini lebih disebabkan kondisi udara yang masih pekat karena kabut asap.
Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: