Serang (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Panitia Festival Film Indonesia (FFI) 2015, dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten resmi membuka rangkaian gelaran FFI 2015 di pendopo lama Gubernur Banten di Serang, Jumat malam.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara Kemendikbud, FFI dan Pemprov Banten.

Penandatanganan MoU dilakukan langsung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, Gubernur Banten Rano Karno dan Ketua Panitia FFI 2015 Olga Lydia di Pendopo Gubernur Banten, Kota Serang. Acara peluncuran FFI juga dihadiri oleh sejumlah tokoh termasuk Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI) Kemala Atmojo.

Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, pemerintah sejak dulu menaruh perhatian kepada dunia perfilman Tanah Air. Hal ini bisa dilihat dalam Undang-undang Nomor 33/2009 tentang Perfilman, yang menyatakan masalah perfilman berada di bawah ranah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"FFI adalah program pemerintah yang penyelenggaraannya bekerja sama dengan BPI, hal ini sesuai dengan tugas BPI yang diamanatkan dalam UU Perfilman. Selain sebagai sarana promosi film, FFI juga sebagai barometer prestasi insan film Indonesia," kata Anies.

Dalam penyelenggaraan FFI, lanjut Anies, sejak dua tahun terakhir telah dilakukan perombakan sistem penilaian yang sebelumnya hanya dinilai oleh tujuh sampai sembilan orang juri, kini melibatkan lebih dari 100 orang juri.

"Ini tentu menambah obyektivitas dan kredibilitas hasil FFI, apalagi panitia sekarang bekerja sama dengan akuntan publik kelas dunia," kata Anies.

Sementara Ketua Panitia FFI 2015 Olga Lydia mengatakan, film memiliki peran penting sebagai instrumen pembentuk kepribadian bangsa, juga alat untuk mempersatukan perbedaan.

"Film menyatukan perbedaan dalam bentuk hiburan, dan hiburan merupakan kebutuhan mendasar bagi segenap bangsa. Untuk itu, FFI akan berjuang memberikan yang terbaik bagi masyarakat," kata Olga.

Olga juga mengapresiasi Pemprov Banten yang bersedia memberikan dukungan nyata dalam penyelenggaraan FFI kali ini. Olga berharap dukungan Pemprov Banten terhadap insan film tak akan berhenti sampai gelaran FFI 2015 ini usai, tapi akan terus berlanjut.

Ia mengatakan, pemilihan Banten sebagai lokasi penyelenggaraan semakin melengkapi tema FFI tahun ini; Teater dan Film, yang dipilih untuk mengenang Teguh Karya, yang lahir di Pandeglang. Sebagai artis yang berangkat dari teater, Teguh Karya juga merupakan sutradara yang paling banyak meraih Piala Citra.

Gubernur Banten Rano Karno mengatakan, penandatanganan Mou dengan Panitia FFI dan Kemendikbud merupakan bentuk komitmen Pemprov Banten dalam mendukung dunia perfilman Tanah Air. Sebagai orang yang pernah berkecimpung di dunia film nasional, sangat mendukung penyelenggaraan FFI 2015 di Banten.

"Saya memiliki kepedulian dan keseriusan yang tinggi terhadap kemajuan industri film nasional," kata Rano.

Rano menambahkan di Banten sudah banyak kelompok-kelompok pemuda yang bergelut di bidang perfilman, yang hasil karyanya ditayangkan di bioskop-bioskop lokal. Rano berharap dengan adanya pelaksanaan FFI di Banten dapat memacu motivasi penggiat perfilman di provinsi tersebut.

Malam puncak penganugerahan FFI2015 dijadwalkan berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan, pada Sabtu 21 November 2015. Sebelum itu, Panitia FFI 2015 juga akan menggelar pemutaran film-film Teguh Karya pada 16 - 20 November 2015, diikuti pemutaran film-film peserta FFI di Cilegon pada 21 - 22 November.