Buruh menginap di sekitar Monas hingga PP Pengupahan dicabut
30 Oktober 2015 12:52 WIB
Aksi Buruh Jakarta Sejumlah buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik, dan Mesin melakukan aksi teatrikal saat berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (29/10). Mereka menuntut dicabutnya PP Pengupahan dan penyempurnaan sistem BPJS kesehatan serta penyelamatan perekonomian Nasional. (ANTARA FOTO/Reno Esnir) ()
Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 50 ribu buruh mengancam akan menginap di sekitar Istana Kepresidenan hingga PP No 78 tahun 2015 tentang Pengupahan dicabut, mengingat Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih berada di Riau.
"Kurang lebih ada 50 ribu buruh dari 40 konfederasi seluruh Indonesia yang berkumpul di Monumen Nasional (Monas) hari ini dan beberapa masih dalam perjalanan," kata anggota Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) perwakilan Surabaya, Heri Jumat (30/10).
Heri datang bersama temannya dan sudah berada di Jakarta sejak Kamis (29/10) mengatakan kepada Antara Jumat siang bahwa buruh tidak akan mundur bahkan sampai menginap di sekitar Istana Kepresidenan hingga tuntutan mereka diterima.
"Tetap bertahan, sampai benar-benar dicabut," kata Heri.
Heri beserta buruh lainnya mengetahui bahwa Jokowi tidak berada di Jakarta saat ini, namun mereka tetap semangat untuk menuntut pencabutan PP No 78 tahun 2015 ini.
Salah satu anggota Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dari MM2100 Cikarang, Bekasi, Koko juga datang bersama 10 ribu buruh lainnya.
"Khusus dari Bekasi ada sekitar 10 ribu buruh yang ikut dan ada yang masih dalam perjalanan," kata Koko.
Sementara itu, anggota pengendalian massa (Dalmas) Polri yang tidak bersedia disebutkan jati dirinya mengatakan terdapat 17 ribu personel gabungan Polisi dan TNI yang menjaga ketertiban para demonstran dan tersebar di tiga titik.
"Semua disebar di tiga titik, di bundaran HI, di sini (Monas) dan di Istana Kepresidenan, mulai pukul tujuh pagi dari apel sampai selesai," katanya.
Sementara itu, terdapat anggota 40 konfederasi yang mengikuti aksi unjuk rasa. Terlihat beberapa konfederasi yang lebih dahulu berkumpul yaitu Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Serikat Pekerja Nasional (SPN) dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).
"Kurang lebih ada 50 ribu buruh dari 40 konfederasi seluruh Indonesia yang berkumpul di Monumen Nasional (Monas) hari ini dan beberapa masih dalam perjalanan," kata anggota Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) perwakilan Surabaya, Heri Jumat (30/10).
Heri datang bersama temannya dan sudah berada di Jakarta sejak Kamis (29/10) mengatakan kepada Antara Jumat siang bahwa buruh tidak akan mundur bahkan sampai menginap di sekitar Istana Kepresidenan hingga tuntutan mereka diterima.
"Tetap bertahan, sampai benar-benar dicabut," kata Heri.
Heri beserta buruh lainnya mengetahui bahwa Jokowi tidak berada di Jakarta saat ini, namun mereka tetap semangat untuk menuntut pencabutan PP No 78 tahun 2015 ini.
Salah satu anggota Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dari MM2100 Cikarang, Bekasi, Koko juga datang bersama 10 ribu buruh lainnya.
"Khusus dari Bekasi ada sekitar 10 ribu buruh yang ikut dan ada yang masih dalam perjalanan," kata Koko.
Sementara itu, anggota pengendalian massa (Dalmas) Polri yang tidak bersedia disebutkan jati dirinya mengatakan terdapat 17 ribu personel gabungan Polisi dan TNI yang menjaga ketertiban para demonstran dan tersebar di tiga titik.
"Semua disebar di tiga titik, di bundaran HI, di sini (Monas) dan di Istana Kepresidenan, mulai pukul tujuh pagi dari apel sampai selesai," katanya.
Sementara itu, terdapat anggota 40 konfederasi yang mengikuti aksi unjuk rasa. Terlihat beberapa konfederasi yang lebih dahulu berkumpul yaitu Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Serikat Pekerja Nasional (SPN) dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: