Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak menguat sebesar 112 poin menjadi Rp13.508 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.620 per dolar AS.

"Dolar AS bergerak di bawah tekanan terhadap mayoritas mata uang dunia menyusul sinyal kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat meredup setelah data ekonomi AS yang telah dipublikasikan masih melambat," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta.

Ia mengemukakan bahwa data pemesanan barang tahan lama dan sentimen konsumen Amerika Serikat yang di bawah ekspektasi pasar membuat asumsi The Fed tidak akan menaikan suku bunga pada Oktober ini.

Kendati demikian, lanjut dia, volatilitas rupiah ke depan masih akan tinggi mengingat potensi kenaikan suku bunga acuan AS pada rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember masih terbuka jika data ekonomi mengalami perbaikan.

Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan bahwa paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah memberikan dukungan bagi stabilitas rupiah terhadap dolar AS.

"Posisi rupiah yang relatif membaik akan mendorong iklim investasi di pasar keuangan di dalam negeri akan menjadi lebih baik," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (28/10) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.630 dibandingkan hari sebelumnya (26/10) Rp13.623 per dolar AS.