Solo (ANTARA News)- Sebanyak 21 pusaka koleksi Museum Radaya Pustaka Solo dijamas dan 103 wayang kulit "diisis" dalam rangka menandai penanggalan Jawa yaitu "Bulan Sura," sekaligus untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Museum Radya Pustaka ke 125 tahun.

"Ya pada hari Rabu (28/10) Hari Ulang Tahun Museum Radya Pustaka ke 125, yang bertepatan dengan Bulan Sura, maka sekalian diadakan kegiatan menjamas pusaka, mengisis wayang," kata Ketua Komite Museum Radya Pustaka Solo Purnomo Subagyo di Solo, Rabu.

Ia mengatakan kegiatan jamasan pusaka koleksi museum itu dilakukan setahun sekali setiap bulan Sura. Jamasan pusaka ini untuk membersihkan pusaka-pusaka yang menjadi koleksi museum dan dipilih yang kotor tidak semuanya dijamas.

"Museum ini mempunyai koleksi pusaka baik berupa tumbak, keris atau yang lainnya ada 500 lebih dan ini kalau dijamas semua jelas tidak mampu tenaganya, untuk menjamas 21 pusaka itu saja udah memerlukan waktu lama," katanya.

Purnomo mengatakan melalui kegiatan jamasan pusaka dan mengisis wayang ini, selain untuk merawat koleksi yang ada di museum juga sekaligus dalam rangka menarik kunjungan wisatawan, karena kegiatan ini termasuk langka yang hanya di gelar satu tahun sekali setiap bulan Sura.

Empu Keris Daliman Puspo Budayo mengatakan pihaknya dalam bulan Sura ini hanya menjamas sebanyak 21 pusaka yang menjadi koleksi Museum Radya Pustaka yang terdiri dari keris, tumbak dan pusaka lainnya yang buatan pada masa Pejajaran, Majapahit, Mataram dan pusaka dari Bali.

Ia mengatakan untuk jamasan pusaka ini pada tahun-tahun lalu juga untuk umum, tetapi tahun ini hanya menjamas pusaka yang menjadi koleksi Museum Radya Pustaka, karena waktu dan tenaga yang tidak memungkinkan.

Menyinggung keaslian pusaka yang menjadi koleksi di Museum Radya Pustaka, Daliman Puspo Budaya yang juga merupakan staf pengajar Fakultas sastra Universitas Sebelas Maret Solo (UNS), mengatakan menjamin semuanya asli.

"Saya menangani koleksi Museum Radaya Pustaka sudah puluhan tahun jadi juga mengerti persis mengenai koleksi yang ada disini. Jadi kalau ada orang yang mengatakan koleksi pusaka dimuseum ini tidak asli itu jelas tidak benar," katanya.