Pengamat : empat tahun mendatang masa keemasan BUMN
28 Oktober 2015 10:46 WIB
Kinerja Kementerian BUMN Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan) didampingi Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro (kanan), Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Rhenald Kasali (tengah) selaku konsultan Kementerian BUMN dan jajaran deputi memberikan keterangan pers tentang Laporan 1 Tahun Kementerian BUMN di Jakarta, Senin (26/10).(ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi Dr Jos Luhukay menyatakan optimistis Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno akan mampu membawa badan usaha milik negara (BUMN) ke "masa keemasan" dalam empat tahun ke depan.
"Saya melihat Rini Soemarno selaku Menteri BUMN terus berbenah layaknya seorang CEO dari grup bisnis yang besar. Dia akan mengantarkan BUMN ke masa keemasan dalam empat tahun ke depan," kata Jos Luhukay kepada pers di Jakarta, Rabu.
Jos Luhukay mengemukakan keterangan tersebut dalam wawancara terkait capaian Kementerian BUMN selama satu tahun terakhir di bawah kepemimpinan Rini Soemarno.
Menurut pengamat ekonomi yang juga pakar teknologi informasi itu, Rini adalah seorang profesional yang bukan hanya mengetahui dunia bisnis, melainkan juga memahami birokrasi pemerintahan, sekaligus sangat dekat dengan rakyat, khususnya dengan kalangan petani tebu.
Rini sebelumnya pernah menjadi pimpinan di beberapa perusahaan besar, termasuk menjadi direktur utama PT Astra Internasional pada 1998-2000 serta berpengalaman menjadi menteri perindustrian dan perdagangan Kabinet Gotong Royong pada 2001-2004.
Pada waktu menjadi menteri perindustrian dan perdagangan di era Presiden Megawati Soekarnoputri, maka Rini dinilai berjasa menghentikan impor gula yang sebelumnya terjadi secara besar-besaran, sehingga kemudian ia mendapatkan apresiasi dari kalangan petani tebu di dalam negeri.
Jos Luhukay lebih lanjut mengemukakan, saat ini di Indonesia terdapat sebanyak 119 perusahaan BUMN yang klasifikasi bisnis dan cakupan usaha atau industrinya beragam, dari yang besar hingga yang kecil.
"Tidak gampang mengatur BUMNsebanyak itu dengan aset yang sebenarnya lebih besar dibanding holding company Temasek di Singapura dan Khazanah Nasional di Malaysia," kata pengamat ekonomi yang pernah menjadi pimpinan di beberapa perusahaan besar termasuk Dirut PT Bank Lippo Tbk itu.
Landasan kuat
Menurut dia, Rini saat ini memberikan landasan yang kuat bagi kemajuan BUMN, termasuk dengan menempatkan orang-orang yang profesional di bidangnya masing-masing serta memilih deputi yang tepat di kementeriannya.
Jos Luhukay juga menilai, sebagai seorang profesional, Rini berani mengambil keputusan yang bagi sebagian orang bersifat kontroversial, seperti meneruskan program pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang pembiayaannya tidak menggunakan APBN.
"Dalam upaya mengoptimalkan peran BUMN bagi perekonomian nasional, ke depan BUMN yang demikian banyak itu harus dikelola dalam holding company seperti Temasek di Singapura dan Khazanah di Malaysia. Tantanganya memang dalam soal aturan perundangan," katanya.
Ia menambahkan, Temasek dan Khazanah dalam beberapa tahun terakhir ini bahkan sudah mampu membeli dan mengakuisisi beberapa perusahaan besar di Indonesia dan di beberapa negara Asia lainnya.
"Saya melihat Rini Soemarno selaku Menteri BUMN terus berbenah layaknya seorang CEO dari grup bisnis yang besar. Dia akan mengantarkan BUMN ke masa keemasan dalam empat tahun ke depan," kata Jos Luhukay kepada pers di Jakarta, Rabu.
Jos Luhukay mengemukakan keterangan tersebut dalam wawancara terkait capaian Kementerian BUMN selama satu tahun terakhir di bawah kepemimpinan Rini Soemarno.
Menurut pengamat ekonomi yang juga pakar teknologi informasi itu, Rini adalah seorang profesional yang bukan hanya mengetahui dunia bisnis, melainkan juga memahami birokrasi pemerintahan, sekaligus sangat dekat dengan rakyat, khususnya dengan kalangan petani tebu.
Rini sebelumnya pernah menjadi pimpinan di beberapa perusahaan besar, termasuk menjadi direktur utama PT Astra Internasional pada 1998-2000 serta berpengalaman menjadi menteri perindustrian dan perdagangan Kabinet Gotong Royong pada 2001-2004.
Pada waktu menjadi menteri perindustrian dan perdagangan di era Presiden Megawati Soekarnoputri, maka Rini dinilai berjasa menghentikan impor gula yang sebelumnya terjadi secara besar-besaran, sehingga kemudian ia mendapatkan apresiasi dari kalangan petani tebu di dalam negeri.
Jos Luhukay lebih lanjut mengemukakan, saat ini di Indonesia terdapat sebanyak 119 perusahaan BUMN yang klasifikasi bisnis dan cakupan usaha atau industrinya beragam, dari yang besar hingga yang kecil.
"Tidak gampang mengatur BUMNsebanyak itu dengan aset yang sebenarnya lebih besar dibanding holding company Temasek di Singapura dan Khazanah Nasional di Malaysia," kata pengamat ekonomi yang pernah menjadi pimpinan di beberapa perusahaan besar termasuk Dirut PT Bank Lippo Tbk itu.
Landasan kuat
Menurut dia, Rini saat ini memberikan landasan yang kuat bagi kemajuan BUMN, termasuk dengan menempatkan orang-orang yang profesional di bidangnya masing-masing serta memilih deputi yang tepat di kementeriannya.
Jos Luhukay juga menilai, sebagai seorang profesional, Rini berani mengambil keputusan yang bagi sebagian orang bersifat kontroversial, seperti meneruskan program pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang pembiayaannya tidak menggunakan APBN.
"Dalam upaya mengoptimalkan peran BUMN bagi perekonomian nasional, ke depan BUMN yang demikian banyak itu harus dikelola dalam holding company seperti Temasek di Singapura dan Khazanah di Malaysia. Tantanganya memang dalam soal aturan perundangan," katanya.
Ia menambahkan, Temasek dan Khazanah dalam beberapa tahun terakhir ini bahkan sudah mampu membeli dan mengakuisisi beberapa perusahaan besar di Indonesia dan di beberapa negara Asia lainnya.
Pewarta: Aat Surya Safaat
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015
Tags: