BENCANA ASAP - Satgas bencana asap Sumsel upayakan hujan buatan
28 Oktober 2015 09:57 WIB
Kebakaran Hutan Di Lahat Foto udara kebakaran hutan di Kabupaten Lahat diambil dari Helikopter MI8 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lahat, Sumatera Selatan, Jumat (18/9). Puluhan hektar hutan di kawasan tersebut habis terbakar karena ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi) ()
Palembang (ANTARA News) - Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Kabut Asap Sumatera Selatan terus berupaya melakukan teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan untuk mempercepat pemadaman kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah itu.
"Operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan terutama pada lahan gambut di kawasan Kabupaten Ogan Komering Ilir yang cukup luas dan sulit dijangkau bisa lebih efektif dan cepat jika bisa diupayakan hujan buatan," kata Wakil Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Asap Sumatera Selatan Yulizar Dinoto di Palembang, Rabu.
Dia menjelaskan, hujan buatan sangat diperlukan karena hujan alami yang diprediksi mulai turun pada Oktober 2015 ini belum juga ada tanda-tandanya karena pengaruh fenomena El Nino yang masih cukup kuat.
Untuk melakukan hujan buatan, pihaknya terus melakukan pemantauan cuaca dan jika terdapat awam kumulonimbus yang bisa memicu terjadinya hujan tim akan terbang menggunakan pesawat yang dapat melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Kegiatan hujan buatan didukung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), ujarnya.
"Operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan terutama pada lahan gambut di kawasan Kabupaten Ogan Komering Ilir yang cukup luas dan sulit dijangkau bisa lebih efektif dan cepat jika bisa diupayakan hujan buatan," kata Wakil Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Asap Sumatera Selatan Yulizar Dinoto di Palembang, Rabu.
Dia menjelaskan, hujan buatan sangat diperlukan karena hujan alami yang diprediksi mulai turun pada Oktober 2015 ini belum juga ada tanda-tandanya karena pengaruh fenomena El Nino yang masih cukup kuat.
Untuk melakukan hujan buatan, pihaknya terus melakukan pemantauan cuaca dan jika terdapat awam kumulonimbus yang bisa memicu terjadinya hujan tim akan terbang menggunakan pesawat yang dapat melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Kegiatan hujan buatan didukung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), ujarnya.
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: