Jakarta (ANTARA News) - Peneliti dan pemerhati karst Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB), Budi Brahmantyo menyatakan mata air dan sungai di kawasan karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat, semakin memprihatinkan akibat pertambangan kapur.

"Dari penelitian saat ini tinggal tersisa sedikit mata air dan sungai di kawasan karst Citatah," katanya yang juga pengajar di Departemen Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) di Jakarta, Rabu.

Sementara itu, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Republik Indonesia (LIPI) Cahyo Rahmadi menyebutkan pertambangan kapur yang ada di Citatah berpotensi memutus distribusi di kawasan karst tersebut.

"Penambangan di karst berpotensi memutus fungsi karst sebagai pendistribusi air melalui gua. Jika distribusi air terputus menyebabkan mata air hilang dan pemulihan seperti sediakala sangat sulit," katanya.

Kawasan karst, ia menambahkan, merupakan bentang alam di batuan mudah larut seperti batugamping. Proses memakan waktu puluhan ribu tahun. Karst memiliki jaringan gua sebagai pipa air alami yang menghubungkan zona resapan, zona simpanan dan mata air yang penting bagi masyarakat di kawasan itu.

Kendati demikian, dikatakan, masyarakat patut bergembira menyambut terbitnya rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang pengelolaan kawasan karst, seperti PP Ekosistem Karst yang saat ini masih dalam pembahasan.

Cahyo Rahmadi menyebutkan ekosistem karst bernilai penting. Sudah tentu gangguan pada keseimbangan komponen biotik dan abiotik di karst akan mengganggu kehidupan manusia itu sendiri.

"Kita berharap regulasi tersebut dapat menjadi landasan untuk kebersamaan aksi multi pihak dalam mengelola kawasan karst," katanya

Yang lebih penting dari sekadar regulasi, tiada lain adalah kesadaran bersama dan pemahaman yang mendalam serta aksi nyata tentang betapa pentingnya kawasan karst untuk kelangsungan kehidupan kita.

"Kita perlu selalu memperhatikan kawasan dengan perspektif pengelolaan yang berkelanjutan," katanya.

Di kawasan karst Citatah tersebut terdapat Gua Pawon yang adalah sebuah tempat yang penting bagi orang Sunda karena di sana pernah ditemukan kerangka manusia purba yang konon adalah nenek moyang orang Sunda.

Gua ini sebenarnya adalah sebuah situs purbakala yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, atau sekitar 25 km arah barat Kota Bandung.