Mahasiswa Tangerang kumpulkan dana bantu korban asap
27 Oktober 2015 20:10 WIB
Ilustrasi--Demo Kecam Pembakar Hutan Sejumlah aktifis pecinta lingkungan yang tergabung dalam MAPABAN (Mahasiswa Pecinta Alam IAIN Banten) berunjuk rasa mengutuk para pembakar hutan yang menyebabkan bencana asap di berbagai daerah di Indonesia, di Alun-alun Serang, Banten, Senin (26/10). Mereka mendesak pemerintah mengumumkan mereka sebagai penjahat lingkungan serta menindak mereka secara tegas dengan mengumumkan nama-nama mereka di media massa agar bencana asap tidak terjadi lagi di tahun mendatang. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Tangerang (ANTARA News) - Para mahasiswa di Kabupaten Tangerang, Banten, melakukan aksi pengumpulan dana untuk membantu warga korban asap pada beberapa provinsi di Kalimantan dan Sumatera.
"Ini merupakan aksi solidaritas dan turut merasakan nasib warga lain yang menderita," kata Koordinator Mahasiswa Kabupaten Tangerang Munadi Ahmad di Tangerang, Selasa.
Munadi mengatakan aksi tersebut berupa penggalangan dana di perempatan lampu merah dan pusat perbelanjaan yang ada di wilayah ini.
Para mahasiswa itu juga mengalang dana di depan gerbang perumahan di Kecamatan Cikupa dan Balaraja mengunakan kardus.
Menurut dia dana yang sudah terkumpul itu nantinya akan diserahkan kepada pihak berwenang dan bila memang terkumpul akan mengantarkan langsung ke Pekanbaru, Riau atau ke Palembang, Sumsel.
Aksi serupa juga dilakukan mahasiswa lainnya di perempatan pintu tol Bitung, Kecamatan Curug dan di Kecamatan Kelapa Dua serta di Pasar Kemis.
Namun dana yang terkumpul itu nantinya akan diumumkan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Pengalahan dana itu adalah sebagai bukti nyata kepedulian terhadap nasib anak bangsa yang berada di Provinsi Sumsel, Jambi, Riau, Sumut, Kalbar, Kalteng dan Kalsel.
Bila anak bangsa mengalami bencana pada suatu daerah, diharapkan dapat dirasakan oleh warga lainnya dengan harapan bersedia mengulurkan dana untuk membantu.
"Kami tidak dapat membayangkan betapa sengsaranya penduduk Kota Pekanbaru dan Kota Jambi serta Kota Palembang yang setiap hari sejak tiga bulan terakhir menghirup asap," katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru pada Selasa kembali mendeteksi keberadaan 13 titik panas yang tersebar di empat kabupaten, setelah beberapa hari terakhir nihil di Provinsi Riau.
Keberadaan titik panas yang terpantau Satelit Terra dan Aqua pada pukul 05.00 WIB itu melonjak dibandingkan periode 48 jam sebelumnya dimana Riau dipastikan nihil titik panas.
Dalam laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa sebanyak 43 juta warga terpapar asap sejak tiga bulan terakhir ini akibat kebakaran hutan dan lahan.
"Ini merupakan aksi solidaritas dan turut merasakan nasib warga lain yang menderita," kata Koordinator Mahasiswa Kabupaten Tangerang Munadi Ahmad di Tangerang, Selasa.
Munadi mengatakan aksi tersebut berupa penggalangan dana di perempatan lampu merah dan pusat perbelanjaan yang ada di wilayah ini.
Para mahasiswa itu juga mengalang dana di depan gerbang perumahan di Kecamatan Cikupa dan Balaraja mengunakan kardus.
Menurut dia dana yang sudah terkumpul itu nantinya akan diserahkan kepada pihak berwenang dan bila memang terkumpul akan mengantarkan langsung ke Pekanbaru, Riau atau ke Palembang, Sumsel.
Aksi serupa juga dilakukan mahasiswa lainnya di perempatan pintu tol Bitung, Kecamatan Curug dan di Kecamatan Kelapa Dua serta di Pasar Kemis.
Namun dana yang terkumpul itu nantinya akan diumumkan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Pengalahan dana itu adalah sebagai bukti nyata kepedulian terhadap nasib anak bangsa yang berada di Provinsi Sumsel, Jambi, Riau, Sumut, Kalbar, Kalteng dan Kalsel.
Bila anak bangsa mengalami bencana pada suatu daerah, diharapkan dapat dirasakan oleh warga lainnya dengan harapan bersedia mengulurkan dana untuk membantu.
"Kami tidak dapat membayangkan betapa sengsaranya penduduk Kota Pekanbaru dan Kota Jambi serta Kota Palembang yang setiap hari sejak tiga bulan terakhir menghirup asap," katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru pada Selasa kembali mendeteksi keberadaan 13 titik panas yang tersebar di empat kabupaten, setelah beberapa hari terakhir nihil di Provinsi Riau.
Keberadaan titik panas yang terpantau Satelit Terra dan Aqua pada pukul 05.00 WIB itu melonjak dibandingkan periode 48 jam sebelumnya dimana Riau dipastikan nihil titik panas.
Dalam laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa sebanyak 43 juta warga terpapar asap sejak tiga bulan terakhir ini akibat kebakaran hutan dan lahan.
Pewarta: Adityawarman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: