Warga Jambi mulai datangi ruang evakuasi korban asap
27 Oktober 2015 19:53 WIB
Sekolah Pascalibur Akibat Asap Beberapa pelajar SDN 77/IV Kota Jambi mengikuti kegiatan belajar mengajar sambil mengenakan masker didampingi guru mereka di Jambi, Senin (28/9). (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
Jambi (ANTARA News) - Sejumlah warga Kota Jambi yang terkena dampak kabut asap, Selasa, mulai mendatangi ruang evakuasi yang disediakan pemerintah kota tersebut.
Salah satu warga Jambi, Amri (14) yang didampingi orang tuanya Maryadi (49) mengatakan dirinya sengaja mendatangi ruang evakuasi tersebut guna meminta untuk dipasang alat bantu pernapasan karena mengaku sesak nafas akibat dampak dari kabut asap yang menyelimuti daerah itu.
"Sebelumnya anak saya tidak pernah sesak napas seperti ini dan akhir-akhir ini jadi sesak nafas karena setiap hari sebelum berangkat sekolah cuma pakai masker standar," kata Maryadi.
Menurut orang tua Amri, anaknya yang saat ini duduk di bangku kelas satu SMP N 21 Kota Jambi itu menderita sesak napas sesaat sebelum berangkat ke sekolah.
"Ketika kabut asapnya belum parah, anak saya sehat saja dan tidak pernah mengalami yang namanya sesak napas," katanya.
Selain itu pantauan di ruang evakuasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Manap Kota Jambi, sejumlah warga satu persatu masuk ke dalam ruangan untuk diberikan perawatan menggunakan tabung oksigen yang telah disediakan.
Walikota Jambi Sy Fasha yang melakukan pemantauan ke sejumlah tempat evakuasi korban kabut asap meminta agar sejumlah perawat bisa memberikan fasilitas dan pelayanan dengan baik kepada sejumlah korban yang datang.
"Tolong ruangan ini khusus untuk korban saja, kalau ada tempat tidur yang kotor mending diganti saja yang baru, kan kasihan mereka yang tidur nanti," katanya.
Saat ini kata Fasha, sebanyak 65 ruang evakuasi bagi korban bencana kabut asap telah disiapkan. Ruang evakuasi tersebut tersebar mulai dari seluruh rumah sakit negeri dan swasta, Puskesmas, kantor kecamatan, klinik serta beberapa layanan kesehatan masyarakat lainnya.
"Mayarakat yang mau mendapatkan udara segar, bisa langsung mendatangi sejumlah Puskesmas dan pusat layanan kesehatan terdekat," katanya.
Salah satu warga Jambi, Amri (14) yang didampingi orang tuanya Maryadi (49) mengatakan dirinya sengaja mendatangi ruang evakuasi tersebut guna meminta untuk dipasang alat bantu pernapasan karena mengaku sesak nafas akibat dampak dari kabut asap yang menyelimuti daerah itu.
"Sebelumnya anak saya tidak pernah sesak napas seperti ini dan akhir-akhir ini jadi sesak nafas karena setiap hari sebelum berangkat sekolah cuma pakai masker standar," kata Maryadi.
Menurut orang tua Amri, anaknya yang saat ini duduk di bangku kelas satu SMP N 21 Kota Jambi itu menderita sesak napas sesaat sebelum berangkat ke sekolah.
"Ketika kabut asapnya belum parah, anak saya sehat saja dan tidak pernah mengalami yang namanya sesak napas," katanya.
Selain itu pantauan di ruang evakuasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Manap Kota Jambi, sejumlah warga satu persatu masuk ke dalam ruangan untuk diberikan perawatan menggunakan tabung oksigen yang telah disediakan.
Walikota Jambi Sy Fasha yang melakukan pemantauan ke sejumlah tempat evakuasi korban kabut asap meminta agar sejumlah perawat bisa memberikan fasilitas dan pelayanan dengan baik kepada sejumlah korban yang datang.
"Tolong ruangan ini khusus untuk korban saja, kalau ada tempat tidur yang kotor mending diganti saja yang baru, kan kasihan mereka yang tidur nanti," katanya.
Saat ini kata Fasha, sebanyak 65 ruang evakuasi bagi korban bencana kabut asap telah disiapkan. Ruang evakuasi tersebut tersebar mulai dari seluruh rumah sakit negeri dan swasta, Puskesmas, kantor kecamatan, klinik serta beberapa layanan kesehatan masyarakat lainnya.
"Mayarakat yang mau mendapatkan udara segar, bisa langsung mendatangi sejumlah Puskesmas dan pusat layanan kesehatan terdekat," katanya.
Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: