Tokyo (ANTARA News) - Era mobil murah nan ceria seperti Honda Civic dan Toyota Corolla mungkin tinggal kenangan setelah dua raksasa IT Google dan Apple merambah industri otomotif dengan membawa perubahan pada cara orang memiliki dan mengendarai mobil.
Itulah yang diperingatkan Ken Okuyama, perancang otomotif Jepang yang mendesains Ferrari F60 Enzo dan Porsche Boxster, yang mengatakan teknologi swakemudi bisa mengancam posisi Jepang sebagai produsen utama mobil dunia.
"Jika mereka tak hati-hati, mereka berisiko menjadi hanya menjadi pemasok untuk perusahaan-perusahaan (IT) itu," kata Okuyama kepada Reuters dalam wawancara di studio desains industrinya di Tokyo menjelang Tokyo Motor Show pekan ini.
Okuyama, yang membuat karya utamanya di studio Pininfarina, Italia, dan juga merancang ulang Chevrolet Camaro dan Corvette, mengatakan menyeriusi Google dan Apple akan menjadi ujian paripurna Toyota dan pabrikan-pabrikan mainstream lainnya.
Mengingat penulisan kode menjadi vital untuk mobil seperti halnya perekayasaan, produsen-produsen otomotif Jepang di bawah tekanan untuk membuktikan mereka bisa bersaing dengan raksasa-raksasa teknologi itu.
Armada mobil swakemudi Google termasuk sebuah versi modifikasi dari SUV Lexus buatan Toyota, selain prototipe Google Car berbentuk pod dan tanpa pengemudi, yang keduanya sudah diuji di jalanan di AS. Apple akan meluncurkan mobil swakemudinya pada 2019.
Honda, yang Selasa ini mengungkapkan tengah mengembangkan mobil otomatisnya yang dirancang untuk lalu lintas padat, dan teknologi mobil yang bisa mereprogram berkendara secara otomatis, mengakui adanya potensi ancaman dari perusahaan-perusahaan IT itu.
"Untuk saat ini, apakah Google atau Apple bisa membuat mobil belumlah jelas," kata Koichi Fukuo, presiden riset dan pengembangan Honda. "Tetapi mereka dengan agresif berbelanja hingga merekrut orang untuk mencapai hal itu dan pada tingkat itu, kami tak bisa mengesampingkan kemungkinan mereka akhirnya menjadi pesaing."
Karena mobil menjadi lebih otomatis, Okuyama mempredikasi pasar otomotif akan terbagi pada dua segmen: kendaraan yang hanya untuk memenuhi kebutuhan transportasi publik seperti layanan taksi swakemudi dengan aplikasi berkendara; dan mobil supermewah yang hanya diperuntukkan bagi orang kaya.
Akibatnya, kepemilikan kendaraan akan turun, lalu menurunkan permintaan pada kendaraan-kendaraan tradisional seperti model paling populer Honda, Civic.
"Para pembuat mobil telah menggunakan teknologi yang ada dan infrastruktur jalan untuk menciptakan mobil yang punya hubungan emosional dengan pengendara. Inilah yang membuat mereka memberi nilai tambahan pada produk-produk mereka," kata Okuyama.
"Namun mobil telah menjadi produk komoditas, dan untuk itu, mobil menjadi lebih fungsional dan bahkan lebih terjangkau," kata dia seraya memperkirakan jalan-jalan nanti akan hanya dilalui mobil-mobil minimalis dan mobil-mobil mewah.
Okuyama mengatakan para produsen mobil Jepang harus fokus mencari cara agar mobil menarik manfaat dari teknologi maju, padahal sudah lama hal ini diabaikan.
"Mobil swakemudi akhirnya akan menjadi keumuman, akibatnya para pembuat mobil tidak hanya harus menjual perangkat keras, namun juga keseluruhan sistem yang mengoperasikan mobil," kata dia. "Perusahaan-perusahaan seperti Mercedes dan Toyota mencermati hal ini, tetapi Google sudah berada di depan dalam soal ini."
Faktanya Toyota baru akan membanjiri pasar otomotif dengan mobil swakemudi pada 2020, begitu pula Honda dan Nissan.
Kebanyakan produsen mobil fokus pada pengembangan fungsi berkendara otomatis seperti sistem pengereman otomatis, parkir dan kemampuang berganti gigi yang bisa dimatihidupkan pengendara, demikian Reuters.
Google bisa jadi raja otomotif dunia
27 Oktober 2015 18:47 WIB
Mobil Google (REUTERS/Google/Handout via Reuters)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015
Tags: