Bandung (ANTARA News) - Presiden Paguyuban Asep Dunia (PAD), Asep Kambali mengusulkan peringatan Hari Asep Sedunia bagi mereka yang bernama Asep di seluruh dunia ini.

"Insya Allah, tahun depan kita akan canangkan Hari Asep Sedunia, ini kami usulkan diperingatinya setiap tangggal 1 Agustus atau 25 Oktober. Tanggal 1 Agustus itu tanggal lahirnya PAD, kalau 25 Oktober tanggal konferensi ini digelar," kata Asep Kambali, saat jumpa pers Konferensi Asep Asep 2015, di Bandung, Minggu.

Ia mengatakan, ke depannya Konperensi Asep Asep akan digelar setiap tahun dan akan diisi oleh berbagai kegiatan menarik salah satunya kegiatan tersebut akan memecahkan rekor MURI.

"Insya Allah, tahun depan Konperensi Asep-Asep ini bisa diikuti oleh seribuan orang bernama Asep dan memecahkan rekor muri konferensi terbesar yang diikuti oleh nama yang sama," kata dia.

Menurut dia, ada sejumlah tujuan dari kegiatan ini di antaranya ingin mengidentifikasi dan menginvertarisasi sejauh mana kekuatan yang dimiliki oleh warga bernama Asep seluruh dunia sehingga konperensi ini bisa menjadi alat untuk mempersatukan warga bernama asep.

"Karena kami melihat asep asep ini punya potensi yang besar, dan mereka berada di posisi sejatinya bisa mengangkat para asep yang lainnya yang belum beruntung. Semacam alat, di mana kami ingin mempertemukan asep yang satu dengan asep yang lain. Karena silaturahmi akan memanjangkan umur dan rejeki," kata dia.

Tujuan selanjutnya, lanjut dia, dengan adanya Konperensi Asep Asep ini diharapkan komunikasi antara asep melalui media apapun jejaring apapun akan menimbulkan sikap percaya diri.

"Saya berharap para asep yang kurang percaya diri bisa lebih percaya diri karena banyak sekali teman saya Namanya disingkat a titik burhanudin, dia kurang berani memunculkan nama asep. Saya kira dengan adanya KAA dan PAD ini maka kepercayaan diri warga yang bernama asep bertambah," ujar dia.

Ia mengatakan tujuan yang ketiga adalah, ia berharap warga bernama asep ini bisa melihat dan mengembangkan potensi dalam dirinya sehingga bisa berbermanfaat untuk yang lain.

Asep Kambali yang juga pendiri Komunitas Historis Indonesia ini mengatakan berdasarkan data yang diperolehnya dari 1.200 etnis yang ada di Indonesia saat ini hanya tinggal 586 etnis saja.

"Saya punya ensiklopedianya. Artinya asep secara nama dan budaya serta tradisi akan hilang. Oleh sebabnya kami akan bekerjasama agar asep dan sunda ini tetap ada.