KRI Hasanudin-366 tangkap dua kapal ikan Filipina
24 Oktober 2015 21:40 WIB
ilustrasi KRI Hasanuddin 366 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Hasanuddin 366 yang tergabung dalam Satgas Maritim Konga XXVII-D/UNIFIL berangkat menuju Lebanon di Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (16/5). KRI Hasanuddin akan bertugas selama 6 bulan menggantikan KRI Sultan Iskandar Muda 367 yang telah selesai melaksanakan tugas misi perdamaian PBB di Lebanon. (ANTARA/Zabur Karuru) ()
Surabaya (ANTARA News) - KRI Sultan Hasanudin-366 dari Satuan Kapal Eskorta Koarmatim yang berpangkalan di Surabaya telah menangkap dua Kapal Ikan Asing (KIA) berbendera Filipina di perairan Laut Sulawesi.
"Penangkapan dua KIA berbendera Filipina dilakukan KRI Sultan Hasanudin-366 saat sedang melaksanakan Operasi Gabungan Perisai Sakti-15 pada Rabu (21/10) lalu," kata Kadispen Koarmatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman di Surabaya, Sabtu.
Ia menjelaskan dua KIA berbendera Filipina, yaitu FB. Dave dan Boko-Boko diduga melakukan aktivitas penangkapan ikan (menebar jaring) di perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia tanpa dilengkapi dokumen resmi dari Pemerintah Republik Indonesia.
"Dari hasil pemeriksaan yang dipimpin oleh Komandan KRI Hasanudin-366 Letkol Laut (P) Endra Hartono didapat keterangan bahwa KIA FB. Dave dan Boko-Boko adalah kapal penangkap ikan milik perusahaan perikanan Filipina, General Santos Filipina," katanya.
Saat ditangkap, FB. Dave, kapal yang memiliki bobot mati 35 GT itu dinakhodai oleh warga Filipina, Wilson A. Estabor, dengan tiga orang ABK yang juga warga Filipina.
Sementara itu, KIA Boko-Boko yang memiliki bobot mati 30 GT dinakhodai oleh Romeo Bari Watro dengan tiga ABK yang warga Filipina.
"Untuk menjalani proses hukum lebih lanjut, dua KIA yang ditangkap di perairan Laut Sulawesi atau pada posisi 03 0950" U- 120 1328" T tersebut dikawal menuju Lantamal XIII Tarakan, Kalimantan Timur," katanya.
Buleleng Bali Dive Festival
Sementara itu, prajurit Pasmar-1 Korps Marinir TNI AL tampil memeriahkan pembukaan "Buleleng Bali Dive Festival (BBDF) 2015" di Desa Pemuteran, Buleleng, Bali, 23 Oktober 2015.
Sebanyak delapan prajurit Yontaifib-1 Marinir melaksanakan terjun free fall dengan dropping zone (DZ) berada di pantai tepat di depan podium dan tenda tamu undangan.
Diantara para peterjun tersebut terdapat satu peterjun yaitu Kopda Marinir Eko Sursetyono yang membawa Bendera Merah Putih.
Penerjunan yang dipimpin langsung oleh Perwira Seksi Operasi (Pasiops) Yontaifib-1 Marinir Mayor Marinir Muhammad Abdillah tersebut menggunakan pesawat Cassa NC 212 U-622 Skuadron 600 Wing Udara-1 Puspenerbal dari ketinggian 6.000 feet.
Selain itu, di kedalaman 8 meter di bawah permukaan air laut, prajurit dari Yontaifib-1 Marinir, Brigade Infanteri-1 Marinir, penyelam resort setempat dan penyelam mancanegara yang sedang berlibur ke Pulau Bali melaksanakan penyelaman dengan memperagakan tari kecak mengelilingi substrat patung Dewi Kwan Im.
Di panggung utama yaitu di tepi pantai Pemuteran, prajurit Korps Marinir dari Brigif-1 Marinir melaksanakan demonstrasi kolone senjata.
Dalam kesempatan tersebut, Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Lukman ST MSi (Han) menyematkan jaket Korps Marinir kepada Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan Agung Prana dari pembina Yayasan Karang Lestari.
"Penangkapan dua KIA berbendera Filipina dilakukan KRI Sultan Hasanudin-366 saat sedang melaksanakan Operasi Gabungan Perisai Sakti-15 pada Rabu (21/10) lalu," kata Kadispen Koarmatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman di Surabaya, Sabtu.
Ia menjelaskan dua KIA berbendera Filipina, yaitu FB. Dave dan Boko-Boko diduga melakukan aktivitas penangkapan ikan (menebar jaring) di perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia tanpa dilengkapi dokumen resmi dari Pemerintah Republik Indonesia.
"Dari hasil pemeriksaan yang dipimpin oleh Komandan KRI Hasanudin-366 Letkol Laut (P) Endra Hartono didapat keterangan bahwa KIA FB. Dave dan Boko-Boko adalah kapal penangkap ikan milik perusahaan perikanan Filipina, General Santos Filipina," katanya.
Saat ditangkap, FB. Dave, kapal yang memiliki bobot mati 35 GT itu dinakhodai oleh warga Filipina, Wilson A. Estabor, dengan tiga orang ABK yang juga warga Filipina.
Sementara itu, KIA Boko-Boko yang memiliki bobot mati 30 GT dinakhodai oleh Romeo Bari Watro dengan tiga ABK yang warga Filipina.
"Untuk menjalani proses hukum lebih lanjut, dua KIA yang ditangkap di perairan Laut Sulawesi atau pada posisi 03 0950" U- 120 1328" T tersebut dikawal menuju Lantamal XIII Tarakan, Kalimantan Timur," katanya.
Buleleng Bali Dive Festival
Sementara itu, prajurit Pasmar-1 Korps Marinir TNI AL tampil memeriahkan pembukaan "Buleleng Bali Dive Festival (BBDF) 2015" di Desa Pemuteran, Buleleng, Bali, 23 Oktober 2015.
Sebanyak delapan prajurit Yontaifib-1 Marinir melaksanakan terjun free fall dengan dropping zone (DZ) berada di pantai tepat di depan podium dan tenda tamu undangan.
Diantara para peterjun tersebut terdapat satu peterjun yaitu Kopda Marinir Eko Sursetyono yang membawa Bendera Merah Putih.
Penerjunan yang dipimpin langsung oleh Perwira Seksi Operasi (Pasiops) Yontaifib-1 Marinir Mayor Marinir Muhammad Abdillah tersebut menggunakan pesawat Cassa NC 212 U-622 Skuadron 600 Wing Udara-1 Puspenerbal dari ketinggian 6.000 feet.
Selain itu, di kedalaman 8 meter di bawah permukaan air laut, prajurit dari Yontaifib-1 Marinir, Brigade Infanteri-1 Marinir, penyelam resort setempat dan penyelam mancanegara yang sedang berlibur ke Pulau Bali melaksanakan penyelaman dengan memperagakan tari kecak mengelilingi substrat patung Dewi Kwan Im.
Di panggung utama yaitu di tepi pantai Pemuteran, prajurit Korps Marinir dari Brigif-1 Marinir melaksanakan demonstrasi kolone senjata.
Dalam kesempatan tersebut, Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Lukman ST MSi (Han) menyematkan jaket Korps Marinir kepada Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan Agung Prana dari pembina Yayasan Karang Lestari.
Pewarta: Edy M Yakub
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: