Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat pagi bergerak menguat sebesar 123 poin menjadi Rp13.517 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.640 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS pada akhir pekan ini (Jumat, 23/10) terbawa sentimen paket kebijakan ekonomi V yang kembali diluncurkan untuk mendorong laju perekonomian domestik," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan bahwa sentimen positif dari dalam negeri juga datang bersamaan dengan sentimen positif dari bank sentral Eropa yang mengindikasikan rencana pemangkasan suku bunga serta penambahan stimulus keuangan melalui program quantitative easing (QE).

Kendati demikian, menurut dia, penguatan rupiah masih dibayangi oleh kekhawatiran terhadap hasil Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), sentimen negatif bisa saja datang dan mengoreksi penguatan nilai tukar rupiah.

"Secara umum volatilitas rupiah masih akan tinggi di tengah sentimen-sentimen dari keputusan Bank Sentral dari negara-negara maju hingga pekan depan. Fokus akan mulai beralih ke pertemuan FOMC pada 28-29 Oktober mendatang," katanya.

Sementara itu, Analis LBP Enterprises Lucky Bayu Purnomo mengatakan bahwa penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih menunjukan aksi spekulasi pelaku pasar uang di tengah harapan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan suku bunga Amerika Serikat yang belum pasti.

"Pemerintah cukup gencar mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka mendorong perekonomian nasional, sementara kenaikan suku bunga AS belum ada kepastian, itu membuat kisaran pergerakan nilai tukar rupiah cukup lebar, itu membuat pasar spekulatif dan sulit diprediksi," katanya.