Jakarta (ANTARA News) - Hasil studi jaringan profesional online terbesar di dunia, LinkedIn, mengungkap bahwa program ‘Employee Referral’ siap menggeser papan perekrutan online sebagai sumber terpopuler untuk menarik kandidat unggulan di Asia Tenggara.

“Tiga puluh enam persen dari para manager perekrutan yang kami survei menganggap bahwa program ‘Employee Referral’adalah tren yang akan bertahan lama di tengah kondisi perekrutan yang semakin kompetitif,” kata Feon Ang, Direktur Senior Talent Solution untuk LinkedIn Asia-Pasifik dan Jepang, dalam pernyataan resminya, Kamis.

“Program ini, bersama dengan peningkatan kesuksesan yang dicari perusahaan dalam membuatbrand perusahaannya lebih dikenal di jaringan sosial profesional, bisa menjadi kombinasi sumber perekrutan strategis yang berperan penting dalam membantu perekrut memenangkan persaingan dalam mencari kandidat unggulan,” sambung dia.

Dalam laporan tahunan Tren Perekrutan Asia Tenggara yang kelima, ditemukan bahwa sebanyak 52 persen dari sekitar 300 manager perekrutan menyatakan bahwa ‘Employee Referral’adalah sumber terpopuler kedua di Asia Tenggara dalam merekrut kandidat unggulan di tahun 2015. Angka tersebut naik dari tahun lalu yang hanya sebesar 48 persen.

Papan pencarian kerja online masih menjadi sumber paling populer dengan angka 54 persen, namun angka itu turun dari tahun lalu yang mencapai 58 persen.

Sumber lain yang masuk ke dalam 3 besar adalah jaringan sosial profesional dengan angka 41 persen, naik dari tahun lalu yang hanya 35 persen.

Secara global, jaringan sosial profesional masih menjadi sumber terpopuler dalam merekrut kandidat unggulan dengan angka 43 persen, diikuti papan pencarian kerja online (42 persen), dan program ‘Employee Referral’ (32 persen).

Ketika berbicara tentang reputasi perusahaan, para perekrut tersebut menyatakan bahwa, selama 4 tahun belakangan mereka telah sukses membangun reputasi perusahaannya dengan menggunakan jaringan profesional online. Terbukti dengan sebanyak 57 persen responden mengatakan bahwa saluran ini adalah yang paling efektif.

Di sisi lain, website perusahaan dinilai turun efektivitasnya dalam beberapa tahun belakangan menjadi hanya 61 persen pada laporan terakhir.

Para perekrut tidak bekerja sendiri dalam membangun reputasi perusahaan yang unggul. Kerja sama antara tim perekrutan dan marketing menjadi hal yang sangat penting.

Sebanyak 46 persen perekrut yang disurvei menyatakan bahwa tim mereka senantiasa berbagi tanggung jawab dengan tim marketing dalam hal membangun reputasi perusahaan.