Penumpang pesawat Pekanbaru lewat Padang
22 Oktober 2015 18:24 WIB
Satgas Penanggulangan Bencana Asap. Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam satuan tugas penanggulangan bencana asap tiba di Lapangan Udara (Lanud) Palembang, Sumsel, Kamis (22/10/15). Sebanyak 1.050 prajurit TNI menggantikan 1.050 prajurit TNI yang telah bertugas sejak 10 September 2015 yang lalu, yang diperbantukan untuk menangani kebakaran lahan dan hutan di titik api terbesar di Sumatera Selatan yaitu kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi) ()
Pekanbaru (ANTARA News) - Para calon penumpang pesawat udara berbagai maskapai sejak awal pekan ini kembali gunakan jalur altenatif lewat Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang karena kabut asap sampai lumpuhkan bandara setempat.
"Kami terpaksa lewat Padang, karena di sana masih lancar. Kalau di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru rata-rata sudah dibatalkan karena asap," tutur salah seorang calon penumpang maskapai Lion Air, Nela (35) di Pekanbaru, Kamis.
Semula, dia jelaskan, dirinya harus berangkat dari Pekanbaru menuju Jakarta dengan menggunakan maskapai Lion Air awal pekan ini.
Tetapi karena jarak pandang kian hari semakin parah, setelah satu hari sebelumnya atau Ahad (18/10) pesawat tidak bisa mendarat di bandara Pekanbaru, akhirnya Nela memilih pengembalian uang sesuai tertera di harga tiket pesawat.
"Atas saran saudara saya untuk berangkat lewat Padang. Ini sedang menunggu travel (angkutan) ngantar ke BIM Padang," ucapnya.
Pepen Pendi (47), seorang karyawan perusahaan di Pekanbaru mengaku dua pekan lalu dirinya pulang lewat BIM Padang setelah mengikuti kegiatan perusahaan tempatnya bekerja di Jakarta.
"Saya dari Padang menuju Pekanbaru naik travel 9 jam, termasuk istirahat satu jam di Bukit Tinggi. Dari Padang jam 15.00 WIB sampai Pekanbaru pukul 24.00 WIB dengan membayar biaya travel Rp170 ribu per orang dan ini demi kerja," ujar dia.
"Di musim kabut asap seperti ini dan melumpuhkan bandara karena pesawat tidak bisa mendarat, banyak orang di Riau larinya naik travel ke BIM Padang," katanya lagi.
Dian Sari, karyawan biro perjalanan di Pekanbaru menawarkan kepada para calon penumpang pesawat untuk berbagai tujuan dengan menggunakan Bandara Internasional Minangkabau Padang, Sumatera Barat.
"Sebab untuk aktivitas penerbangan masih relatif lancar. Kita juga kasih alternatif rute misalnya keberangkatan Pekanbaru ke Jakarta jadi Padang ke Jakarta," katanya.
"Kami terpaksa lewat Padang, karena di sana masih lancar. Kalau di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru rata-rata sudah dibatalkan karena asap," tutur salah seorang calon penumpang maskapai Lion Air, Nela (35) di Pekanbaru, Kamis.
Semula, dia jelaskan, dirinya harus berangkat dari Pekanbaru menuju Jakarta dengan menggunakan maskapai Lion Air awal pekan ini.
Tetapi karena jarak pandang kian hari semakin parah, setelah satu hari sebelumnya atau Ahad (18/10) pesawat tidak bisa mendarat di bandara Pekanbaru, akhirnya Nela memilih pengembalian uang sesuai tertera di harga tiket pesawat.
"Atas saran saudara saya untuk berangkat lewat Padang. Ini sedang menunggu travel (angkutan) ngantar ke BIM Padang," ucapnya.
Pepen Pendi (47), seorang karyawan perusahaan di Pekanbaru mengaku dua pekan lalu dirinya pulang lewat BIM Padang setelah mengikuti kegiatan perusahaan tempatnya bekerja di Jakarta.
"Saya dari Padang menuju Pekanbaru naik travel 9 jam, termasuk istirahat satu jam di Bukit Tinggi. Dari Padang jam 15.00 WIB sampai Pekanbaru pukul 24.00 WIB dengan membayar biaya travel Rp170 ribu per orang dan ini demi kerja," ujar dia.
"Di musim kabut asap seperti ini dan melumpuhkan bandara karena pesawat tidak bisa mendarat, banyak orang di Riau larinya naik travel ke BIM Padang," katanya lagi.
Dian Sari, karyawan biro perjalanan di Pekanbaru menawarkan kepada para calon penumpang pesawat untuk berbagai tujuan dengan menggunakan Bandara Internasional Minangkabau Padang, Sumatera Barat.
"Sebab untuk aktivitas penerbangan masih relatif lancar. Kita juga kasih alternatif rute misalnya keberangkatan Pekanbaru ke Jakarta jadi Padang ke Jakarta," katanya.
Pewarta: M Said
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: