Seoul (ANTARA News) - Hyundai Motor Co selaku produsen mobil terbesar Korea Selatan pada kuartal ketiga 2015 membukukan laba terendahnya sejak lima tahun terakhir akibat kenaikan biaya pemasaran, fluktuasi mata uang, dan kendala regulasi.

Dilansir dari Xinhua, Kamis, Hyundai mengemas laba operasional sebesar 1,5 triliun won pada kuartal ketiga 2015 atau anjlok 8,8 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah tersebut menjadi yang terendah setelah kuartal keempat tahun 2010 di mana Hyundai hanya mendapatkan laba 1,24 triliun won.

Kendati penjualan mobil relatif solid, namun peningkatan biaya pemasaran dan fluktuasi mata uang menjadi penyebab utama anjloknya laba perusahaan itu.

"Mata uang Korea Selatan melemah terhadap dolar AS pada kuartal tersebut, tapi itu masih diimbangi penurunan tajam mata uang euro dan mata uang emerging seperti Rusia dan Brasil," kata seorang pejabat Hyundai kepada Xinhua, Kamis.

Pejabat Hyundai mengatakan biaya operasional menjadi naik akibat produsen mobil meningkatkan pemasaran pada pasar utama di Amerika Utara guna mengatasi strategi pemasaran pesaing.

Penjualan mobil Hyundai secara global mencapai 1.121.796 unit pada tiga bulan hingga September atau turun 0,6 persen dari periode yang sama tahun lalu. Untuk sembilan bulan pertama tahun ini, penjualan di pasar global mencapai 3.537.573 unit, atau turun 2,4 persen dari tahun sebelumnya.

Periode Januari-September, produk Hyundai yang terjual di Tiongkok dan Amerika Serikat sebagai dua pasar otomotif terbesar dunia turun masing-masing 10,8 persen dan 6,0 persen.

Adapun penjualan mobil di Rusia dan Brasil juga turun 4,8 persen pada kuartal ketiga, kendati naik 3,6 persen di India dan naik 10,6 persen di Turki.

Hyundai memperkirakan penjualan mobil di Tiongkok akan pulih pada kuartal keempat terkait pemotongan pajak pembelian mobil, namun penjualan yang pulih tidak akan berpengaruh besar pada perlambatan ekonomi.