Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia untuk tahun 2016 akan tumbuh 5,3 persen.

"Saat ini kami memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia pada 2016 sebesar 5,3 persen, namun proyeksi ini disertai risiko," kata Ndiame dalam peluncuran Laporan Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia (Indonesia Economic Quarterly/IEQ) edisi bulan Oktober 2015 di wilayah Jakarta, Kamis.

Risiko-risiko itu antara lain kemungkinan naiknya suku bunga Amerika, pelambatan di negara-negara mitra dagang Indonesia seperti Tiongkok, dan pelemahan pada sektor swasta akibat dpresiasi nilai tukar serta berkurangnya marjin keuntungan.

"Serta kemarau akibat pola cuaca El Nino," ujarnya.

Dampak El Nino, kata Ndiame, meningkatkan harga beras hingga 10 persen untuk 2015 serta inflasi indeks harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga (CPI) bisa mencapai 0,3 - 0,6 persen.

Menurut Ndiame, yang akan merasakan dampak paling besar dari naiknya harga-harga barang adalah rumah tangga miskin karena mereka menggunakan sebagian besar pendapatannya untuk makanan.

Oleh karena itu, upaya-upaya untuk membantu dunia usaha dan masyarakat, serta reformasi regulasi untuk mengatasi birokrasi guna investasi dan ekspor, akan sangat membantu.

"Demikian juga berbagai upaya reformasi lain yang akan memperkuat iklim investasi dan mendorong pertumbuhan," tuturnya.

Perhatian juga dapat diberikan ke sektor manufaktur dan paristiwa, yang selama ini kurang banyak digali, demi meningkatkan pendapatan dan mencegah defisit transaksi berjalan kembali meningkat begitu pertumbuhan menguat.

Bank Dunia untuk Indonesia, kata Ndiame, melihat penyerapan anggaran belanja naik pada di triwulan ketiga, diperkirakan telah mencapai 21,4 persen dalam kondisi riil selama sembilan bulan pertama tahun 2015, dibandingkan periode tahun lalu.

"Hal ini dapat menunjang pertumbuhan. Selain itu, upaya pemerintah dalam memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan proyek diharapkan dapat memperbaiki tingkat pertumbuhan investasi 3,2 persen pada triwulan kedua," kata Ndiame.