Jakarta (ANTARA News) - Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini aplikasi yang hadir dengan berbagai macam bentuk layanan membuat hidup lebih mudah.

"Saat ini ketergantungan service sangat tinggi. Lebih dari itu, cara kita hidup saat ini jauh berbeda dari dulu," kata Fetra Syahbana, Country Manager F5 Network Indonesia, di Jakarta, Rabu.

F5 Networks melakukan survei kepada 3.266 responden di seluruh dunia yang terdiri dari para pembuat keputusan dalam bidang IT di berbagai penjuru Asia.

Hasil survei F5 Networks menunjukkan bahwa kepopuleran aplikasi terus meningkat dan hal ini tidak akan berhenti dalam waktu dekat.

Sebagian besar perusahaan (45 persen) kini menjalankan 1-200 aplikasi dan hampir seperlima perusahaan (17 persen) mengatakan bahwa mereka menjalankan sebanyak 201-500 aplikasi.

Dengan meningkatnya peran aplikasi di dalam sistem perusahaan, memastikan kelancaran akses layanan antar aplikasi dengan user menjadi semakin krusial.

Tidak berhenti sampai disitu, dalam presentasinya Fetra mengungkapkan bahwa di masa depan, tren strategis 2016 menunjukkan 45 persen aplikasi mobile, 43 persen private cloud, 40 persen SaaS, 37 persen Big Data, dan 34 persen public cloud.

"Kenapa mengarah ke mobile? Karena perangkat mobile yang paling sering dibawa orang, sehingga membuat banyak orang berlomba-lomba untuk membuat aplikasi di perangkat mobile," ujar Fetra.

"Telko juga trennya semakin canggih dengan adanya jaringan 4G. Hal tersebut mendorong orang untuk menggunakan perangkat mobile," sambung dia Menurut Fetra, total saat ini terdapat 230 juta pelanggan telko. Sebagai informasi, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 250 juta orang.

Jika dikurangi dengan penduduk lansia maupun balita, hal itu dapat berarti bahwa masing-masing orang memiliki lebih dari satu perangkat mobile.

Hal tersebut mendorong pembuat aplikasi untuk membuat aplikasi di perangkat mobile yang tercemin dalam semakin banyaknya aplikasi yang tersedia di banyak toko aplikasi online seperti Play Store dan Apps Store.