Nikosia (ANTARA News) - Sekitar 120 migran, yang berdesakan di dua kapal, mendarat di sebuah pangkalan udara Inggris di pulau Mediterania Ciprus pada Rabu.

Nasib mereka --menyangkut status hukum-- tidak jelas karena markas berada di dalam wilayah kedaulatan Inggris.

Personel pangkalan Angkatan Udara Kerajaan di Akrotiri, di dekat kota kedua pulau itu, Limassol, mengatakan mereka yang tiba di pantai termasuk perempuan dan anak-anak dan berada dalam keadaan sehat.

Pihak berwenang Inggris tidak dapat mengatakan apakah para pendatang itu adalah pengungsi yang meninggalkan Suriah atau apakah Siprus merupakan tujuan utama mereka.

"Ada dua kapal yang membawa sekitar 120 orang, tidak ada laporan bahwa di antara mereka berada dalam keadaan tidak sehat. Kami sedang berupaya mencari tahu dari mana mereka berasal," kata seorang juru bicara pangkalan Inggris kepada AFP.

Akrotiri, yang menjadi tempat asal pesawat-pesawat Inggris melancarkan serangan-serangan udara terhadap kelompok Negara Islam di Irak, terletak di salah satu daerah pengkalan. Daerah itu menjadi wilayah kedaulatan Inggris ketika Siprus mencapai kemerdekaan dari pemerintah penjajahan pada 1960.

Status para migran yang mendarat di pulau wilayah Inggris itu belum jelas.

Pada 1988, sebuah kapal penangkap ikan yang reyot dan dipadati 75 migran mendarat di Akrotiri. Tujuh belas tahun kemudian, beberapa di antara mereka masih hidup dalam ketidakpastian status hukum di pangkalan Inggris lainnya di pulau tersebut.

(Uu.T008)