SAR berhasil evakuasi tujuh pendaki dari Lawu
21 Oktober 2015 15:55 WIB
Petugas meminta keterangan para pendaki yang selamat dari peristiwa kebakaran di jalur pendakian Gunung Lawu saat tiba di Pos Pendakian Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur, Minggu (18/10). (ANTARA FOTO/Siswowidodo)
Karanganyar (ANTARA News) - Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi tujuh pendaki dari puncak Gunung Lawu melalui kawasan objek wisata Candi Ceto di Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu siang.
Tujuh pendaki yang dievakuasi dari puncak Gunung Lawu meliputi Durahme (67) dan Anggoro (37) asal Jagalan, Jebres, Solo; Agustinus Sino (48) dari Ngadiraja, Wonogiri; Siswanto (25) dari Purwodadi; Muhammad Hanny (34) asal Pengging, Boyolali; serta Hadilegio (18) dan Sujono (40) dari Magelang.
Menurut sukarelawan Anak Gunung Lawu Karanganyar, Jon, ketujuh pendaki dievakuasi dari kawasan Argo Dalem dengan ketinggian sekitar 3.000 meter di atas permukaan air laut. Ketika ditemukan mereka sedang melakukan ritual di Argo Dalem.
Jon mengatakan evakuasi hanya memakan waktu sekitar tiga setengah jam karena mereka berada di titik aman dan kondisi kesehatan mereka bagus.
"Kami melakukan evakuasi tujuh pendaki ini, berangkat dari puncak sektar pukul 08.30 WIB dan tiba di Pos Candi Ceto sekitar pukul 11.30 WIB," katanya.
Salah satu pendaki yang dievakuasi, Durahme (67), mengaku mendaki puncak Lawu melalui jalur Cemoro Sewu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Sabtu (17/10).
"Saya bersama rombongan sanak saudara sebanyak 10 orang. Namun, delapan orang sudah turun lebih dahulu pada Minggu (18/10), sedangkan saya rencana Jumat (23/10) baru mau turun," tutur Durahme, warga RT 02 RW 08, Jagalan, Solo
"Saya diminta turun oleh SAR karena ada kebakaran hutan," tambah dia.
Dia mengaku tidak tahu kalau hutan Gunung Lawu terbakar sebelum diberitahu petugas SAR.
"Saya tidak melihat jika ada kebakaran hutan di Lawu, sehingga saya juga tenang-tenang saja," katanya.
Tujuh pendaki yang telah tiba di Pos SAR Candi Ceto kemudian menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Tim Medis PMI lalu dibawa ke Posko Cemoro Sewu untuk mengambil kembali kartu identitas mereka.
Menurut anggota sukarelawan Anak Gunung Lawu, masih ada 10 pendaki di Argo Dalem yang belum mau turun karena masih melakukan ritual.
Tujuh pendaki yang dievakuasi dari puncak Gunung Lawu meliputi Durahme (67) dan Anggoro (37) asal Jagalan, Jebres, Solo; Agustinus Sino (48) dari Ngadiraja, Wonogiri; Siswanto (25) dari Purwodadi; Muhammad Hanny (34) asal Pengging, Boyolali; serta Hadilegio (18) dan Sujono (40) dari Magelang.
Menurut sukarelawan Anak Gunung Lawu Karanganyar, Jon, ketujuh pendaki dievakuasi dari kawasan Argo Dalem dengan ketinggian sekitar 3.000 meter di atas permukaan air laut. Ketika ditemukan mereka sedang melakukan ritual di Argo Dalem.
Jon mengatakan evakuasi hanya memakan waktu sekitar tiga setengah jam karena mereka berada di titik aman dan kondisi kesehatan mereka bagus.
"Kami melakukan evakuasi tujuh pendaki ini, berangkat dari puncak sektar pukul 08.30 WIB dan tiba di Pos Candi Ceto sekitar pukul 11.30 WIB," katanya.
Salah satu pendaki yang dievakuasi, Durahme (67), mengaku mendaki puncak Lawu melalui jalur Cemoro Sewu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Sabtu (17/10).
"Saya bersama rombongan sanak saudara sebanyak 10 orang. Namun, delapan orang sudah turun lebih dahulu pada Minggu (18/10), sedangkan saya rencana Jumat (23/10) baru mau turun," tutur Durahme, warga RT 02 RW 08, Jagalan, Solo
"Saya diminta turun oleh SAR karena ada kebakaran hutan," tambah dia.
Dia mengaku tidak tahu kalau hutan Gunung Lawu terbakar sebelum diberitahu petugas SAR.
"Saya tidak melihat jika ada kebakaran hutan di Lawu, sehingga saya juga tenang-tenang saja," katanya.
Tujuh pendaki yang telah tiba di Pos SAR Candi Ceto kemudian menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Tim Medis PMI lalu dibawa ke Posko Cemoro Sewu untuk mengambil kembali kartu identitas mereka.
Menurut anggota sukarelawan Anak Gunung Lawu, masih ada 10 pendaki di Argo Dalem yang belum mau turun karena masih melakukan ritual.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: