Timika (ANTARA News) - Jarak pandang sekitar Bandara Moses Kilangin, Timika, Rabu pagi ini, masih sangat terbatas sehingga sejumlah penerbangan belum bisa mendarat di sini.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas III Timika Dwi Christanto kepada Antara di Timika, Rabu, mengatakan sesuai data BMKG, jarak pandang di sekitar Bandara Timika hanya satu kilometer.

Menurut Dwi, kabut asap yang masih menyelimuti Bandara Timika Rabu pagi dipengaruhi kondisi dingin sehingga asap berkumpul dan tidak menyebar ke mana-mana.

Selain itu, katanya, ada lapisan infersi yang menekan dari atas sehingga jarak pandang setiap pagi di Bandara Timika sangat rendah.

Kondisi cuaca buruk akibat kabut asap kiriman dari Merauke dan Mappi itu bisa berubah siang hingga petang hari dengan jarak pandang hingga lima kilometer.

"Kondisi cuaca di Timika bisa lebih baik dengan catatan jumlah hot spot di wilayah Merauke berkurang dan aktivitas pemadaman kebakaran lahan lebih maksimal," kata Dwi.

Ia mengakui bahwa gangguan cuaca buruk di Bandara Timika selama lebih dari sepekan itu memicu pembatalan sejumlah penerbangan ke berbagai rute tujuan, apalagi beberapa waktu belakangan angin berhembus dari arah tenggara.

"Kita harapkan kegiatan pemadaman kebakaran lahan di sana bisa sukses agar penerbangan di Timika tidak terganggu," ujarnya.

Sesuai data yang diterima Satelit Terra & Aqua, jumlah titik api atau hot spot di wilayah Papua hingga Maluku pada Selasa (20/10) kian bertambah dari hari sebelumnya yaitu sebanyak 257 hot spot. Sedangkan pada Senin (19/10) hanya tercatat 229 hot spot.

Persebaran hot spot terbesar di wilayah Papua dan Maluku yaitu terdapat di Pulau Yos Sudarso Kabupaten Merauke dan perbatasan antara Kabupaten Merauke dan Mappi.

"Hingga sekarang masih banyak hot spot di wilayah itu," jelas Dwi.

Ada pun kecepatan angin di Timika pada Rabu pagi hingga petang diperkirakan mencapai 24 kilometer/jam dengan jarak pandang vertikal 400-500 meter.

Penerbangan di Bandara Timika ditutup total khusus untuk pesawat-pesawat berbadan lebar seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Airfast Indonesia sejak Kamis (15/10) karena kabut asap pekat.

Penerbangan pesawat Sriwijaya Air dan Airfast Indonesia baru dibuka kembali ke Timika sejak Senin (19/10).

Ada pun maskapai Garuda Indonesia yang mengoperasikan dua pesawat Boeing 737 seri 800 rute Jakarta-Denpasar-Timika-Jayapura PP, serta rute Jakarta-Makassar-Timika-Jayapura-Merauke PPuntuk sementara belum menyinggahi Bandara Timika.